SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN — Sepanjang Januari-Oktober 2021, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sragen menemukan 132 kasus baru HIV/AIDS. Jumlah tersebut terdiri atas 114 kasus HIV dan 18 kasus AIDS.

Angka ini menurun bila dibandingkan pada tahun sebelum. Sejak 2018, temuan kasus baru HIV/AIDS di Sragen mengalami penurunan. Tapi, tren penurunan ini belum tentu menandakan jumlah kasus HIV/AIDS di Bumi Sukowati menurun. Bisa jadi tidak terdeteksi karena tidak dilaporkan. Seperti diketahui, kasus HIV/AIDS seperti fenomena gunung es.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Koordinator Pengelola Program KPA Sragen, Wahyudi, Rabu (1/12/2021), menjelaskan total temuan sejak 2000-2021 atau selama 21 tahun terakhir total sebanyak 1.544 kasus HIV/AIDS. Jika ditelah jumlah kasus tiap tahunnya maka terjadi tren penurunan. Pada 2018 ada 227 kasus, 2019 ada 225 kasus, 2020 ada 181 kasus, dan 2021 (Oktober) ada 132 kasus.

Baca Juga: Tren Kasus HIV/AIDS Pada Ibu Hamil di Sragen Naik 4 Tahun Terakhir

Sekretaris KPA Sragen, Haryoto, menerangkan dalam peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) 2021 dicanangkan untuk mengakhiri HIV/AIDS pada 2030. Untuk menuju ke target itu dilakukan strategi baru berupa 3 Zero, yakni zero penularan baru, zero kematian, dan zero diskriminasi.

“HIV/AIDS itu bisa dikelola penyakitnya dengan obat yang namanya ARV. Sampai sekarang tercatat ada 1.544 kasus di Sragen dari potensi perkiraan kasus HIV/AIDS sebanyak 1.800 kasus. Temuan selama masa pandemi memang agak mengendur. Dulu dalam sebulan bisa sampai 28 kasus, selama pandemi rata-rata hanya 6-10 kasus. Sejak ada kelonggaran maka tim bergerak temuannya bisa naik lagi,” kata Haryoto saat ditemui wartawan.

Untuk mencapai target 2030, Haryoto menyatakan tinggal memiliki waktu sembilan tahun. Temuan kasus sekarang sudah mencapai 84% sehingga masih tersisa 16% itulah yang dikejar untuk ditemukan.

Baca Juga: UMK Sragen 2022 Terendah Kedua di Soloraya, Ini Respons Buruh

Haryoto mengatakan sebaran kasus HIV/AIDS itu memang merambah ke hampir semua jenis pekerjaan, dari petani, pelajar, buruh, petani, sampai PSK. Dia berharap semua rumah sakit bisa melayani persalinan ibu hamil karena belakangan jumlah kasus dari kelompok ibu rumah tangga ini melampaui jumlah kasus PSK.

“Sering kali menyalahkan suami. Padahal ada kasus istri positif, tetapi suami negatif. Artinya, semua orang bisa berpotensi menularkan. Stigma di masyarakat masih ada. Bahkan di lingkungan keluarga pun stigma itu kadang masih ada. Sekarang jumlah ADHA di Sragen itu sebanyak 42 orang, tadi dihadirkan sebanyak 31 orang,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya