SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Transportasi Solo, wali kota akan mencabut kerja sama dengan Damri.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bakal mencabut perjanjian pengelolaan 20 bus Batik Solo Trans (BST) yang kini dikelola PT Damri. Hal itu lantaran Damri kedapatan membawa lima bus ke Semarang dan tujuh lainnya untuk keperluan bus pariwisata.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mengatakan penyerahan 20 bus oleh Pemkot Solo kepada Damri dimaksudkan untuk melayani masyarakat. Pemkot berusaha memberikan layanan transportasi massal yang murah, aman dan nyaman.

“Saya tanda tangan [perjanjian] untuk transportasi massal yang murah, aman dan nyaman di Kota Solo, kok malah dibawa ke Semarang itu
gimana?” ujarnya, Selasa (14/11/2017).

Ia menyesalkan tindakan PT Damri yang menyalahgunakan wewenang yang sudah diberikan itu. Ia tak habis pikir mengapa Damri berani membawa lima bus ke Semarang, dan tujuh bus untuk pariwisata.

“Malah dibawa ke Semarang lima dan tujuh pariwisata. Kan habis [jumlah bus]. Itu menyalahgunakan kewenangan itu. Itu jadi persoalan,” ungkap lelaki yang akrab disapa Rudy tersebut. (baca: Wali Kota Solo Marah BST Dijadikan Bus Pariwisata)

Berkurangnya jumlah bus yang seharusnya dimanfaatkan masyarakat menyebabkan pemenuhan kebutuhan transportasi massal terhambat.
Rencananya, pada akhir tahun Pemkot Solo akan mencabut perjanjian pengelolaan.

Kini, Pemkot tengah mengirim surat ke Menteri Perhubungan dan Damri. Inti surat itu adalah pemberitahuan bahwa Pemkot Solo akan mencabut kerja sama dengan Damri.

“Kami urus dulu, dibawa ke Semarang lima itu pertanggungjawabannya bagaimana? Lalu yang diubah untuk pariwisata itu pertanggungjawabannya bagaimana? Kalau memang tidak bisa mengembalikan dan mempertanggungjawabkan dalam satu tahun, perintah siapapun saya ndak mau tahu,” kata dia tegas.

General Manager (GM) Perum Damri Cabang Solo, Sentot Bagus Santoso, menjelaskan pengubahan spek pada lima bus disebabkan karena lima bus tersebut diperbantukan untuk angkutan haji beberapa bulan lalu. Kini, kelimanya sudah dikembalikan ke karoseri untuk dikembalikan sesuai kondisi mula.

Sementara 15 bus lainnya masih digunakan untuk memenuhi kebutuhan transportasi di Koridor I. Ia mengatakan segala kebijakan dibuat oleh direksi yang ada di pusat.

“Saya di sini hanya menjalankan perintah direksi. Kalau tidak melaksanakan, saya juga salah. Tapi kalau ada masalah seperti ini, saya juga dilema,” ujarnya saat dimintai konfirmasi, Selasa sore.

Ia mengatakan sudah meminta waktu kepada Wali Kota Solo dan Kepala Dinas Perhubungan untuk memberikan klarifikasi. Namun, yang akan menjelaskan bukan dirinya, tetapi dari direksi.

“Masalah MoU atau perjanjian kerja sama, itu dilakukan antara Pak Wali dengan Damri Pusat. Semoga nanti setelah ada pertemuan bisa disamakan persepsinya,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya