SOLOPOS.COM - Ilustrasi BRT Trans Semarang. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Transportasi umum Semarang yang dilayani BLU Trans Semarang diharapkan bisa melayani 27.000-28.000 penumpang dalam sehari.

Semarangpos.com, SEMARANG — Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang berambisi melayani 27.000 hingga 28.000 penumpang/hari dengan moda transportasi massalnya. Target itu baru akan tercapai jika armada BRT Trans Semarang bisa menambah jumlah penumpang 5.000/hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau biasanya, jumlah penumpang kan sekitar 22.000 s.d. 23.000 orang/hari,” kata Pelaksana Tugas (Plt.) BLU Trans Semarang Ade Bhakti seusai peluncuran T-Cash di Kota Semarang, Jumat (18/8/2017). T-Cash merupakan layanan uang elektronik dari Telkomsel yang sudah diaplikasi untuk penjualan di berbagai merchant, dan sekarang ini untuk pembayaran tiket BRT Trans Semarang.

Dengan berbagai inovasi yang dihadirkan BRT Trans Semarang, termasuk T-Cash, Ade berharap jumlah pengguna moda transportasi massal itu bisa menjadi 27.000 orang/hari sampai dengan 28.000 orang/hari. Sebelumnya, Trans Semarang juga sudah berinovasi dengan sistem pembayaran tiket dengan Kartu Semarang Hebat yang merupakan kerja sama Pemerintah Kota Semarang dengan perbankan.

“Kalau segmentasi T-Cash, ini kan lebih ke kalangan pelajar dan mahasiswa atau anak-anak muda. Perkembangan grafik penumpang dari kalangan pelajar dan mahasiswa juga menggembirakan,” katanya.

Ade menyebutkan jumlah pelajar yang menggunakan layanan BRT Trans Semarang dahulu sebanyak 3.000 orang/hari sampai dengan 4.000 orang/hari. Namun, sekarang ini sekitar 8.000 orang/hari, dan pernah tembus 11.000 orang/hari. “Oleh karena itu, ketika kami tawarkan T-Cash ini langsung disambut baik dan sekarang diluncurkan. Semuanya, yakni enam koridor Trans Semarang bisa terlayani pembayaran denan T-Cash,” katanya.

Ia mengatakan bahwa BRT Trans Semarang terus melakukan pembenahan untuk meningkatkan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan masyarakat dalam menggunakan layanan transportasinya, termasuk sarana. “Untuk sistem ini kan basic-nya juga pakai alat. Sebagian masih memakai alat lama, tetapi sudah kami anggarkan pada APBD Perubahan 2017 untuk menambah sebanyak 72 alat,” katanya.

Demikian pula shelter, menurut dia, idealnya jarak antarhalte paling dekat 400 meter dan paling jauh 800 meter. Akan tetapi, masih ada halte satu ke lainnya yang berjarak sekitar 1 km. Kondisi tersebut, kata dia, dipengaruhi banyak faktor, seperti kondisi jalan dan ketersediaan shelter sehingga membuat banyak masyarakat yang kesulitan mengaksesnya.

“Kami sudah memiliki rencana untuk menambah sebanyak 91 shelter lagi, termasuk alat untuk pembayaran itu. Kalau shelter terpenuhi, alatnya ada, [jumlah] penumpang akan naik,” pungkasnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengakui bahwa moda transportasi BRT Trans Semarang makin lama kian diminati masyarakat sebagai pengganti moda transportasi pribadi. “Ada enam koridor Trans Semarang yang dilayani 126 bus. Setiap tahunnya, Trans Semarang bisa mengangkut 8.000.000 penumpang sampai dengan 9.000.000 penumpang,” kata Hendi—sapaan akrab politikus PDI Perjuangan itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya