SOLOPOS.COM - Dari kiri ke kanan: Ketua Kadin Komite Indonesia Tiongkok (KIKT) Garibaldi Thohir, Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dan Wakil Ketua Umum IV Kadin Indonesia Carmelita Hartoto seusai penandatanganan komitmen penguatan kerja sama Indonesia-Tiongkok di acara perkenalan dan silaturahmi pengurus KIKT di Jakarta pada Sabtu (23/7/2022). (Dok. Kadin Indonesia)

Solopos.com, JAKARTA-Melalui upaya transformasi ekonomi yang konsisten, ekonomi Indonesia dapat selangkah lagi menuju menjadi negara maju. Dalam satu dekade ke depan, PDB Indonesia dapat meningkat hingga US$3,0 triliun dengan pendapatan per kapita di kisaran US$10.000.

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara penandatanganan penandatanganan komitmen penguatan kerja sama Indonesia-Tiongkok di acara perkenalan dan silaturahmi pengurus KIKT di Jakarta pada Sabtu (23/7/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Langkah untuk mewujudkan impian tersebut mendapat sejumlah tantangan, salah satunya adalah pandemi Covid-19. Selain itu ada juga tantangan dan ketidakpastian global akibat perang Ukraina-Rusia, kenaikan harga pangan dan energi di tingkat global, perlambatan ekonomi dunia, krisis ekonomi dan krisis politik.

Baca Juga: Konflik Rusia-Ukraina Ancam Ekonomi Indonesia, Malaysia dan Filipina

“Dalam 8 tahun terakhir, Indonesia telah melakukan transformasi ekonomi menjadi lebih efisien, lebih maju, dan tidak terlalu bergantung pada komoditas. Hal ini dicapai melalui hilirisasi industri, peningkatan efisiensi melalui digitalisasi, dan transformasi perdesaan,” papar Luhut.

Untuk mengatasi pandemi Covid-19, Indonesia telah membuktikan dapat menyelesaikan masalah yang paling kompleks tersebut dengan bekerja sama dan menggunakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan data sebagai dasar kebijakan.

Baca Juga: Walau Ekonomi Indonesia Aman, Rachmat Gobel Ingatkan Masalah Pangan

“Di tengah tengah berbagai tantangan dan ketidakpastian,  dibutuhkan kebijakan penanganan yang cepat dan terintegrasi sebagaimana penanganan Covid-19; prioritas strategi pandemi juga disusun berdasarkan data dan ilmu pengetahuan, menyeimbangkan aspek kesehatan dan ekonomi. Pola penanganan Covid-19 yang cepat, terintegrasi dan komprehensif juga diterapkan dalam kebijakan pengendalian minyak goreng; menjaga kondisi pemulihan dan stabilitas makroekonomi Indonesia,” papar Luhut.

Ketahanan ekonomi Indonesia didorong oleh proses transformasi ekonomi yaitu tidak lagi mengandalkan komoditas mentah, dengan adanya hilirisasi industri yang juga harus memperhatikan aspek lingkungan, Indonesia mendapat transfer teknologi, added value, penciptaan lapangan kerja untuk tenaga kerja lokal, hal ini juga membuat pemerataan ekonomi khususnya di daerah luar Jawa antara lain IMIP, IWIP, Kaltara, hilirisasi EV Battery Supply Chain. “Melalui hilirisasi industri, pembangunan menjadi lebih merata dan mendorong industrialisasi di wilayah timur Indonesia,” jelas Luhut.

Baca Juga: Bank Dunia Ingatkan Kemungkinan Terburuk Ekonomi Indonesia

Selanjutnya akan semakin banyak potensi pengembangan hilirisasi industri di Indonesia, yang juga dapat dilakukan secara multi-partit dengan kerja sama multi negara. Untuk mendorong kolaborasi di tingkat global, Indonesia aktif menjalin kerja sama dengan berbagai negara dunia.

Para pengusaha dapat saling berkolaborasi untuk melengkapi mata rantai industri di Indonesia, menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, dan membawa Indonesia ke level PDB negara maju.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya