SOLOPOS.COM - Ibu anak meninggal saat tap rumah runtuh di Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (23/10/2021) malam,. (Detikcom)

Solopos.com, JAKARTA — Ita, 40, seorang ibu yang meninggal dalam posisi memeluk anaknya akibat rumah runtuh di Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (23/10/2021) malam, sempat memberi tanda akan pergi selama-lamanya.

Sayangnya, tanda itu terlambat disadari.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Andriawan, anak pertama dari Ita, mengaku tengah bekerja saat kejadian. Dia mengaku ikhlas atas peristiwa yang merenggut nyawa ibu dan adiknya itu.

“Ikhlas, saya cuma bisa pasrah aja, yang ikhlas,” kata Andriawan kepada Detikcom, Minggu (24/10/2021).

“(Tinggal) berempat sama bapak. Bapak lagi di luar. Bapak nggak tahu, saya nggak tahu. Mau gimana lagi kan, udah jalannya, mau gimana lagi,” imbuhnya.

Baca Juga: Tertimbun Rumah Roboh di Jakarta Barat, Ibu-Bayi Meninggal Berpelukan 

Andriawan hanya mengingat tentang pesan ibunya sebelum meninggal dunia. Dia tak menyangka bila ucapan ibunya itu merupakan yang terakhir untuknya.

“Cuma ada pesan doang, kalau ada apa-apa, minta tolong dibawa ke kampung. Minta tolong itu doang, pas malamnya langsung ada kejadian. Saya juga kaget, ‘Emang kenapa sih ngomong begitu? Jangan becanda apa’. ‘Nggak bercanda Wan, adik lu mau gue bawa juga. Udah jaga diri lu baik-baik’. Udah ngomong begitu. Nggak ini lagi, nggak ada lagi,” kata Andriawan mengulang pesan ibunya.

Tragedi mengharukan seorang ibu yang meninggal dalam posisi memeluk bayinya akibat atap rumah runtuh di Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (23/10/2021) malam, memang menyisakan duka sangat mendalam.

Betapa tidak, sejatinya Ita, 40, dan bayinya itu masih bernapas ketika diselamatkan tim dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat).

Namun si bayi meninggal dunia sebelum sempat mendapatkan perawatan medis dan tak lama kemudian nyawa Ita juga tidak tertolong.

Musibah rumah runtuh diketahui dari informasi yang diberikan warga tentang robohnya rumah di Jalan Satu Maret RT 01 RW 03, Kalideres, Jakarta Barat pada pukul 21.57 WIB, Sabtu (23/10/2021).

Tim gulkarmat sesegera mungkin meluncur ke lokasi untuk melakukan penyelamatan.

Enam Menit

Dalam waktu 6 menit tim gulkarmat sudah berada di lokasi dan mendapati informasi warga tentang adanya seorang ibu berusia 40 tahun bersama bayinya di dalam reruntuhan rumah.

Tim gulkarmat pun berupaya semaksimal mungkin menyelamatkan keduanya.

“Menurut tetangga, awal kejadian tiba-tiba terdengar bangunan runtuh dan para tetangga mencoba menghubungi si ibu yang dirasa sebelumnya masih ada di dalam rumah bersama anaknya,” ucap Mulat Wijayanto selaku Pejabat Humas Dinas Gulkarmat DKI Jakarta kepada wartawan, Minggu (24/10/2021).

Tak berapa lama salah seorang anggota tim gulkarmat menemukan kaki si bayi.
Tim gulkarmat terus menggali hingga mendapati Ita tengah memeluk bayinya di balik reruntuhan rumah 2 lantai itu.

“Menurut informasi, korban tertimbun posisi memeluk anaknya,” kata Mulat.

Baca Juga: Mak Bruk! Dapur Rumah Warga Karanganyar Roboh Setelah Pemiliknya Bikin Wedang 

Si bayi 4 bulan itu diketahui masih bernapas sehingga tim gulkarmat langsung melarikannya ke rumah sakit. Namun takdir berkata lain.

“Karena tidak adanya unit ambulans, komandan insiden dari gulkarmat memerintahkan anak buahnya membawa si anak dibantu warga menggunakan motor ke RSUD Kalideres,” ucap Mulat.

“Sesampainya di RSUD Kalideres ternyata (bayi) sudah mengembuskan napas terakhirnya,” imbuhnya.

Petugas gulkarmat lantas berupaya mencari tabung oksigen bagi si ibu. Namun disebutkan adanya hambatan dari pihak rumah sakit sehingga akhirnya nyawa si ibu juga tidak tertolong.

“Kemudian anggota meminta tolong unit ambulans menuju tempat kejadian tetapi ditolak dari pihak rumah sakit. Pasukan mencoba inisiatif meminjam tabung oksigen untuk si ibu karena di TKP sudah ada perawat yang siap membantu namun ditolak kembali dengan alasan langsung saja dibawa ke RSUD Cengkareng, sehingga si ibu, karena lambatnya penanganan, mengembuskan napas terakhirnya,” ucapnya.

Salah seorang di antaranya bernama Nyai yang mengaku tahu bila Ita tinggal di rumah itu bertiga bersama seorang anaknya yang lain bernama Andriawan. Sedangkan suami Ita disebut Nyai tidak berada di rumah itu.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Milenial Tak Segera Beli Rumah 

“Anaknya (yang pertama) kerja, namanya Andriawan,” ucap Nyai.

Pada saat kejadian, menurut Nyai, tidak ada pertanda apapun. Namun Nyai menyebut rumah itu memang tampak sudah tidak layak huni.

“Jam 9 (malam) roboh tuh, itu juga nggak ada angin, nggak ada hujan, tiba-tiba roboh langsung. Untungnya itu pertama roboh keramik, kedua puing itu pada ancur. Memang ini nggak layak dipakai, dibilangin sama anaknya padahal biar nggak nempatin rumah ini tapi mungkin namanya ini rumah pribadi atau nggak ada dana ya,” ucap Nyai di lokasi.

Tentang hambatan dari rumah sakit yang disebutkan petugas gulkarmat dalam penyelamatan turut diamini Nyai. Dia bahkan mengaku sempat menghubungi pihak rumah sakit.

“Iya ambulansnya lama terus kita ada ide pakai mobil bak aja,” ucap Nyai.

Warga lainnya, Lilis, turut memberikan kesaksian serupa. Dia menyebutkan rumah sakit beralasan stok oksigen habis.

“Iya sudah kontak RS cuma alasannya habis, nggak ada. Sampai damkar bawa-bawa oksigen dari sana cuma kayaknya emang sudah nggak ada nyawanya dari rumah dia,” kata Lilis di tempat yang sama.



Penuh Orang

Namun ada kesaksian lain dari Ketua RT setempat dan Wali Kota Jakarta Barat (Walkot Jakbar) Yani Wahyu Purwoko. Siman selaku Ketua RT setempat menyebutkan sebenarnya oksigen dari pihak rumah sakit sudah didapatkan untuk membantu pernapasan para korban.

“Kan ada banyak (warga), terlalu rapet, orang sampai penuh ya. (Oksigen dari RS) langsung diambil, langsung dibawa,” ucap Siman.

Di tempat yang sama, Yani Wahyu Purwoko selaku Walkot Jakbar memastikan bila tidak ada penolakan dari RSUD Kalideres perihal bantuan untuk korban. Yani menyebut peristiwa ini sebagai musibah.

“Pelayanan kita kan untuk kemanusiaan ya, tidak ada itu tidak ada, sejak evakuasi oleh gulkarmat tim kita sudah… Sebelum dibawa pun kita sudah kontak RSUD, ketika jenazah masih… si korban masih di TKP itu sudah kita kontak RSUDnya,” kata Yani.

“Karena ini musibah kita kan nggak tahu, kita doakan saja semoga almarhumah dan anaknya mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT,” imbuhnya.

Di sisi lain pihak kepolisian telah memasang garis polisi di lokasi. Polisi turut menerjunkan tim Puslabfor (Pusat Laboratorium Forensik) Polri.
Lokasi rumah yang ambruk itu digaris polisi. Tim Puslabfor Polri pun terjun langsung mengecek lokasi.

 







Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya