SOLOPOS.COM - Jusuf Kalla (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, MAKASSAR — Jusuf Kalla (JK) angkat bicara soal tragedi di open house yang diselenggarakan di rumahnya di Makassar, Selasa (29/7/2014). Wakil presiden (wapres) terpilih tersebut tak menyangka jumlah masyarakat yang datang ke rumahnya mencapai beberapa kali lipat dari pada tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Jusuf Kalla, jumlah orang yang datang ke rumahnya kali ini mencapai 5.000-an orang. Jumlah itu sekitar lima kali lipat dari jumlah warga yang datang setiap tahunnya. “Biasanya itu hanya 1.000 orang. Nah, tadi itu sampai 5.000 orang,” kata Jusuf Kalla saat diwawancarai Metro TV di rumahnya, Selasa petang.

Promosi Keren! BRI Raih Enam Penghargaan di PR Indonesia Awards 2024

Sebagai bentuk tanggung jawab, keluarga JK telah mendatangi korban serta memberikan santunan kepada keluarga korban. JK diwakili adiknya, Fatimah Kalla; putranya, Solihin Kalla; dan Wali Kota Makassar, Ramdanny Pomanto; menjenguk jenazah korban di RS Stella Maris, Makassar.

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya menyampaikan rasa bela sungkawa, betul-betul ini musibah. Saya berikan santunan, semoga mereka dapat yang terbaik,” kata JK.

Diberitakan sebelumnya, open house Jusuf Kalla di rumahnya, Jl. Hadji Bau, Makassar dihadiri ribuan warga sehingga membuat kisruh dan berdesakan. Saat ribuan orang merangsek di rumah JK itulah terjadi tragedi yang tidak disangka-sangka.

Seorang bocah perempuan bernama Hadika, 11, tewas di tengah-tengah kerumunan. Bocah itu diduga tidak kuat menahan desakan warga yang ingin mendapatkan uang Rp50.000 dari Jusuf Kalla. Hadika merupakan anak kelas VI SD yang tinggal di Jl. Dg. Tantu, Rappokalling, Tallo, Makassar.

Selain korban tewas, diduga terdapat sejumlah korban luka-luka yang langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sebenarnya, menurut JK, pihaknya hanya ingin berbagi kegembiraan dengan membagikan sedekah. Hal itu sudah berlangsung selama puluhan tahun dan menjadi tradisi. “Sebenarnya tiap tahun, puluhan tahun ya begitu, masyarakat dan teman-teman yang ingin bergembira karena kita ingin berbagi.

Jusuf Kalla mengaku pihaknya kewalahan menghadapi massa dalam jumlah ribuan tersebut. Dia pun mengatakan akan memperbaiki sistem pembagian sedekah agar peristiwa itu tak kembali terjadi. “Sebenarnya sempat terpikir bagi kita untuk membagikan. Tapi susah, karena puluhan tahun mereka datang.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya