SOLOPOS.COM - Suasana menjelang prosesi tradisi Tabuh Beduk Blandrangan di Menara Kudus, Sabtu (2/4/2022). (jatengprov.go.id)

Solopos.com, KUDUS — Tradisi Tabuh Beduk Blandrangan di Menara Kudus, rutin digelar di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng), sehari menjelang bulan puasa atau Ramadan. Tradisi Tabuh Beduk Blandrangan di Menara Kudus ini juga menjadi penanda awal bulan puasa atau Ramadan.

Seperti yang terjadi di Menara Kudus, Sabtu (2/4/2022) sore. Sejumlah orang berpakaian putih, mengenakan sarung dan ikat kepala menabuh beduk di Menara Kudus. Suara beduk itu mengiringi lantunan selawat yang terdengar merdu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Warga pun terlihat antusias menyaksikan tradisi yang sudah digelar secara turun temurun di Kabupaten Kudus itu. Tak sedikit dari mereka yang mengabadikan momen itu dengan menggunakan ponsel pribadi.

Baca juga: Tradisi Dhandangan, Ritual Sambut Ramadan Khas Kudus

Tradisi Tabuh Beduk Blandrangan di Menara Kudus selama ini memang menjadi penanda awal bulan puasa bagi masyarakat Kudus. Keesokan harinya setelah tradisi itu digelar, umat Islam di Kudus menjalankan ibadah puasa.

Tidak ada yang tahu persis sejak kapan tradisi tabuh beduk dimulai. Namun diyakini kebiasaan itu dilakukan sejak para leluhur secara turun-temurun.

Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Kabupaten Kudus, EM Najib Hasan, mengatakan Tabuh Beduk Blandrangan itu sudah ada sejak lama, sebagai tanda jika keesokan harinya sudah dilaksanakan puasa.

Ziarah Makam & Wisata Kuliner

Namun, pada perkembangannya tradisi dikemas lebih menarik. Seperti ziarah ke makam Sunan Kudus dan wisata kuliner. Di lokasi tersebut tersedia berbagai makanan khas Kudus seperti soto, puli kotokan, pecel menitran, dan intip ketan.

“Nah, cuma sekian lama hanya nabuh beduk saja. Baru beberapa tahun lalu mulai didokumentasikan dan dikemas lebih menarik lagi. Sekarang ada ziarah bareng, dan makan kuliner khas bareng, biar nampak indah. Ini menjadi pestanya warga Kauman [sekitar],” ujar Najib, dikutip dari laman Internet Pemprov Jateng, Sabtu.

Baca juga: Ada Replika Menara Kudus di Masjid Peninggalan Kiai Udan Panas

Menurut Najib, Menara Kudus memang berfungsi untuk mengumandangkan adzan, serta mengumumkan agenda penting keagamaan, seperti datangnya Ramadan. “Saya tidak berani memastikan apakah ini tradisi dari Sunan Kudus atau tidak. Tapi memang saya kecil sudah ada, sudah ada sejak zaman kuno. Yang namanya menara itu dari awal untuk melantunkan azan, dan mengumumkan agenda penting keagamaan, seperti awal puasa,” terangnya.

Najib menambahkan tradisi Tabuh Beduk Blandrangan di Menara Kudus ini berbeda dengan Dhandhangan. Kalau Dhandhangan merupakan inisiatif masyarakat yang menunggu waktu dimulainya bulan puasa. Mereka menjajakan suvenir dan berbagai barang, serta makanan khas Ramadan.

“Berbeda, kalau Dhandhangan itu inisiatif masyarakat untuk menunggu datangnya bulan Ramadan dengan ramai menjual suvenir. Tapi kalau Tabuh Beduk Blandrangan itu sebagai tanda masuknya atau awal Ramadan. Sehingga, Blandrangan itu bisa dilakukan jika awal puasa sudah dipastikan besoknya,” jelas Najib.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya