SOLOPOS.COM - Masjid Agung Keraton Solo tampak depan, Selasa (22/3/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SOLO — Tahukah Anda ternyata di Solo pernah ada satu tradisi yang digelar saat puasa Ramadan, tetapi disetop karena berbahaya?

Tradisi itu biasa dikenal dengan “dhul”. Pada 1980-an, masyarakat Solo familiar dengan istilah dhul, sebagai pengingat waktu berbuka puasa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dhul merupakan petasan yang dinyalakan dari bawah dan melesat serta meledak ke udara dengan ketinggian puluhan meter. Bunyi petasan ini menggelegar hingga mencapai beberapa kilometer.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga:  Ini Hukum Sebenarnya Menukar Uang Baru saat Lebaran Menurut Islam

Berdasarkan informasi yang diunggah pengelola akun Instagram @solozamandulu, petasan ini dinyalakan di Masjid Agung Keraton Solo dan Masjid Tegalsari yang berada di pusat Kota Solo. Tradisi puasa Ramadan di Solo tersebut begitu terkenal di zaman dahulu, tetapi diberhentikan karena dianggap berbahaya.

“Saat menyalakan dhul, salah seorang takmir Masjid Agung akan memasang bumbung atau semacam meriam kecil untuk landasan lontar ke udara. Setelah itu, sumbu dhul sepanjang satu meter tersebut disulut menggunakan api. Dalam sekejap, dhul yang sejenis petasan itu melesat ke udara dan menimbulkan suara sangat keras,” jelas pengelola akun Instagram @solozamandulu.

Baca Juga:  Periksa Gigi saat Puasa Ramadan Apakah Bikin Batal? Ini Hukumnya

Pada zaman dulu, dhul sangat bermanfaat untuk menyeragamkan waktu berbuka puasa di Kota Solo. Jika muazin belum mendengar suara dhul, mereka tidak akan mengumandakna azan magrib.

Karena berbahaya, tradisi unik saat puasa Ramadan di Kota Solo ini digantikan oleh bunyi sirine. Namun, istilah dhul tetap dipertahankan hingga sekarang.

Baca Juga: Namanya Mirip, Asal Usul Salatiga Ada Kaitannya dengan Solo?

“Sekitar tahun ‘90an, dhul diganti dengan bunyi sirine yang dikeraskan melalui mikrofon Masjid Agung supaya didengar oleh warga Kota Solo. Tradisi mungkin saja telah menghilang, tapi istilah bisa kita lestarikan. Mari kita biasakan menggunakan istilah-istilah ini,” pungkas pengelola akun Instagram @solozamandulu.

Baca Juga:  Lebih Irit Mana Listrik Prabayar Pulsa atau Pascabayar?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya