SOLOPOS.COM - Warga berebut ayam persembahan yang dilemparkan ke atap Pendapa Dusun Pancot saat Upacara Mondosiyo di Dusun Pancot, Kalisoro, Tawangmangu, Karanganyar, Selasa (10/3/2020). (Solopos/Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Tradisi Mondosiyo di Dusun Pancot, Kalisoro, Tawangmangu, Karanganyar, yang digelar Selasa (10/3/2020) diwarnai upacara lempar ayam ke atap pendapa dusun.

Warga wilayah pegunungan di Karanganyar itu memaknai upacara lempar ayam dalam tradisi Mondosiyo sebagai ungkapan rasa syukur. Upacara Mondosiyo merupakan tradisi turun temurun di dusun tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tak hanya tradisi lempar ayam, upacara Mondosiyo pada Selasa itu juga dimeriahkan berbagai pertunjukan seni seperti gamelan dan reog. Banyak warga yang datang baik sekadar menyaksikan hiburan atau pun ikut berebut ayam yang sudah dibawa warga yang bernazar.

Warga Pancot Lor, Temon, 42, ikut berpartisipasi membawa sepasang ayam kampung saat upacara tersebut berlangsung. Perempuan setengah baya itu berpartisipasi lantaran dulunya sempat bernazar saat menderita abses pada bagian tubuhnya tiga bulan terakhir.

Pemkot Solo Melawan Eksekusi Sriwedari, Pejabat Dilarang Hadiri Rakor di PN

“Dulu itu kan saya ada benjolan di bagian tubuh. Saat ini alhamdulillah sudah sembuh. Saya ikut bawa ayam karena kemarin sudah bernazar. Jadi harus saya laksanakan,” ucap dia ketika berbincang dengan Solopos.com di Pendapa Dusun Pancot.

Warga yang membawa ayam melemparkan ayam mereka ke genting atap pendapa dan membiarkan ayam-ayam tersebut bertengger di atas Pendapa Dusun Pancot. Warga boleh mengambil ayam-ayam itu menggunakan berbagai upaya.

Tak sedikit yang sudah bersusah payah memanjat ke atap namun ayam yang diincar malah jatuh ke tangan orang lain.

Final! PDIP Kantongi Rekomendasi Calon di Pilkada Solo, Gibran atau Purnomo?

Salah satu warga, Hariyadi, 34, mengaku mendapatkan tiga ekor ayam saat itu. Ayam yang didapatkan saat upacara tersebut akan dia sembelih dan langsung dimakan bersama rekan-rekannya yang membantunya mendapatkan ayam itu.

Tradisi Mondosiyo Bisa Mempererat Kerukunan Warga

“Nanti langsung disembelih dan dimasak semua. Sama teman-teman yang membantu. Tahun-tahun sebelumnya juga ikut tapi kemarin sempat dapat lima ekor. Sekarang hanya tiga ekor. Susah sekali soalnya,” terang dia.

Koordinator Lingkungan Pancot Lor, Karanganyar, Santoso, mengatakan rangkaian acara tradisi Mondosiyo telah dimulai sejak Minggu (8/3/2020). Beberapa warga secara swadaya menyiapkan sesaji yang akan digunakan untuk hari itu.

Meninggal Dalam Kecelakaan Speedboat Paspampres, Dandim Kuala Kapuas Kalteng Dimakamkan di Klaten

"Prosesi sudah dimulai pagi tadi. Ini nanti penyiraman banyu badek ke watu gilang. Dilanjutkan abur-aburan [lempar] ayam. Jumlah ayamnya tidak terbatas. Abur ayam itu sebagai bentuk syukur kami [warga Pancot] kepada Tuhan," jelasnya.

Total ayam yang dipersembahkan sekitar 50 ekor yang berasal dari warga yang bernazar maupun dari panitia.

Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto, berharap tradisi Mondosiyo warisan leluhur di Dusun Pancot ini terus dilestarikan. Melalui kegiatan ini kerukunan dan tali persaudaraan dengan gotong-royong dapat semakin erat.

"Ini bentuk syukur. Semoga warga Pancot diberi keberkahan. Kalau kita menjaga alam, alam akan menjaga kita," kata dia. (adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya