SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Tradisi Karanganyar Labuhan Gunung Lawu digelar setiap tahun.

Solopos.com, KARANGANYAR – Iring-iringan tokoh masyarakat Kelurahan/Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, berjalan kaki keluar dari kantor kelurahan, Minggu (8/5/2016) .  Mereka mengenakan busana Jawa ala keraton, lengkap dengan blangkon, dan samir di leher. Dua orang berjalan sejajar membawa kotak kayu berisi aneka sesaji, bernaungkan payung kayu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kelompok kesenian reyog tampil menarik perhatian di bagian paling depan. Iring-iringan itu adalah bagian dari prosesi Labuhan Gunung Lawu Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Prosesi rutin yang digelar pada tanggal 30 Rajab tersebut, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengirimkan uba rampe (sesaji) khusus untuk dilabuh di puncak Gunung Lawu.

Uba rampe diserahkan KRT Rinto Isworo, selaku utusan dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, kepada Camat Tawangmangu, Sibun, dan pejabat Kelurahan Tawangmangu.

Selanjutnya, uba rampe diserahkan kepada juru kunci Gunung Lawu, Surono, yang juga pelaksana labuhan. Selanjutnya, uba rampe dikirab menuju Balai Lingkungan Nano, Tawangmangu. Di tempat tersebut dilakukan kenduri warga pada malam hari, dilanjutkan pagelaran wayang kulit. Selanjutnya uba rampe dikirim ke puncak Gunung Lawu pada Senin (9/5/2016) dini hari.

“Kegiatan ini rutin dilakukan pada tanggal 30 Rajab. Gunung Lawu mempunyai keterkaitan erat dengan Keraton Ngayogyakarta, selain untuk nguri-uri budaya atau tradisi,” ujar Surono.

Menurut cerita rakyat turun temurun, puncak Gunung Lawu menjadi tempat “menghilangnya” Brawijaya V, saat bersemedi. Sebagian orang menilai Brawijaya mencapai moksa di tempat itu. Sedangkan Koordinator Pokja Dinas Kebudayaan DIY, Guntur Prabawanto, menjelaskan Labuhan Gunung Lawu merupakan mangayubagyo Keraton Ngayogyakarta di Gunung Lawu.

Tradisi tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun. Guntur menilai kegiatan itu punya potensi besar dikembangkan, untuk mendukung pengembangan wisata budaya dan seni di Tawangmangu. “Harapan kami sebenarnya kegiatan ini bisa dikemas lebih menarik oleh Pemkab Karanganyar, supaya memberikan efek nyata di bidang pariwisata lokal, dan ekonomi kerakyatan,” kata dia.

Guntur mencontohkan acara serupa yang digelar di Pulau Dewata, Bali. Selain di Gunung Lawu, Keraton Ngayogyakarta juga menggelar labuhan di Gunung Merapi, dan Pantai Parang Kusumo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya