SOLOPOS.COM - Ilustrasi berita hoax (Sumber: Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA – Perkembangan media massa online di Indonesia selama beberapa tahun terakhir sangat luar biasa. Hal ini dipengaruhi peningkatan kapasitas teknologi informasi dan komunikasi yang semakin cepat, sehingga media massa online bermunculan dan saling bersaing menjadi yang tercepat menyajikan informasi kepada masyarakat.

Akan tetapi kecepatan yang menjadi ciri khas media massa online sering kali menimbulkan masalah pada penerapan etika jurnalistik yang menimbulkan kritikan hingga menurunkan tingkat kepercayaan publik. Hal ini jelas sangat memengaruhi kredibilitas media massa tersebut di mata publik, khususnya kelompok marginal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penelitian yang dilakukan Remotivi bekerja sama dengan International Media Support (IMS), menemukan bahwa media-media di Indonesia tidak memberi ruang adil bagi bagi liputan kelompok agama marginal. Hal ini ditandai oleh minimnya jumlah berita dan sudut pandang liputan yang memposisikan aktor agama marginal sebagai korban.

Baca juga: Tak Cuma Pacitan, Wonogiri Juga Berpotensi Tsunami Besar

Muhammad Heychael, peneliti Remotivi yang juga merupakan peneliti utama dari riset ini, mengatakan dibanding dengan agama resmi non-Islam Sunni, seperti Kristen atau Hindu, agama-agama marginal (Syiah, Ahmadiyah, dan Penghayat Kepercayaan) mendapatkan ruang pemberitaan yang jauh lebih sedikit.

Kendati agama resmi non-Islam Sunni mendapatkan ruang yang cukup besar, Heychael menilai pemberitaannya bukan tanpa masalah. Mayoritas berita bersifat seremonial (hari raya keagamaan). Sementara dalam konteks pemberitaan kelompok agama marginal, bingkai konflik sangat dominan.

“Meski mengangkat isu konflik adalah hal yang penting, sayangnya aktor-aktor dari kelompok agama marginal cenderung diposisikan sebagai korban,” terangnya Heychael dalam siaran pers yang dikutip Solopos.com, Minggu (19/9/2021).

Baca juga: Media Massa dan Media Sosial

Berdasarkan survei frekuensi akses media terlihat tidak ada perbedaan konsumsi yang signifikan antara kelompok agama marginal dan non-marginal. Dalam hal ini media berbasis internet menjadi platform yang paling banyak diakses responden dengan persentase 92,71% untuk kelompok non marginal dan 89,58% untuk kelompok marginal.

Dalam hal ini media massa online yang sudah lama eksis dan mapan dipercaya semua kelompok, khususnya mereka yang berasal dari kaum marginal. Responden umumnya mempercayai media daring yang berfokus pada penyediaan informasi lokal tentang daerah mereka.

Baca juga: Maknyus! Nikmatnya Sedot Kepala Ikan di Kuliner Brekecek Pathak Jahan Khas Cilacap

Namun, faktor utama yang menentukan ketidakpercayaan terhadap media daring adalah praktik jurnalisme yang mengandalkan sensasionalisme, misinformasi, dan clickbait. Latar negara media daring juga menjadi faktor penting bagi sebagian peserta.

Adapun lima media massa online di Indonesia paling dipercaya berdasarkan kelompok agama khususnya marginal adalah Kompas.com (45,83%), Detik (25%), Solopos (6,25%), Maula TV (2,08%), dan Seword (2,09%). Hal tersebut menunjukkan bahwa Internet menjadi media yang sangat penting dalam proses penyebaran berita dan informasi di era digital, sehingga memerlukan pengelolaan yang profesional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya