SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. (Antara-I.C. Senjaya)

Solopos.com, SEMARANG – Wali Kota Semarang tolak konsep Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB guna menahan laju penularan virus corona atau Covid-19. Sebagai gantinya, Kota Semarang akan memberlakukan pembatasan sosial dengan konsep Jogo Tonggo.

"Sudah kami rapatkan Perwalkot pembatasan wilayah non PSBB, dengan model Jogo Tonggo. Senin kita berlakukan. Dasarnya semangat kondisi tanggap bencana, yang nanti akan mengatur tempat kerja, usaha, pendidikan, dan kegiatan masyarakat,” kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Jumat (24/4/2020).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Apa itu Jogo Tonggo?

1.002 Pasien Covid-19 Indonesia Sembuh, 6.520 Masih di Rumah Sakit

Hendrar atau Hendi itu menambahkan Jogo Rogo merupakan gerakan pencegahan penularan Covid-19 berbasis masyarakat. Gerakan ini dilakukan oleh warga di tiap rukun warga (RW), sebagai tindak lanjut sikap Wali Kota menolak PSBB Semarang.

Dengan pemberlakuan Jogo Tonggo, Hendi pun mempersilakan kelurahan melakukan karantina wilayah dengan portal, bambu, maupun peralatan lain. "Saat ini kami juga sudah melaksanakan sistem lumbung pangan kelurahan, meskipun basis kegiatannya ada di tingkat RW. Tapi ini sudah ready," katanya.

Faisal Basri: Penanganan Covid-19 Tidak Jelas, Siapa Komandannya? Luhut

Pemberlakuan Jogo Tonggo, lanjut Hendi bakal mendapat dukungan penuh dengan keberadaan pos pantau. Total ada 16 pos pantau yang disiapkan Pemkot Semarang, di mana setiap pos akan dijaga tiga tim patroli.

“Kita menaruh 16 pos pantau, 8 pos ditaruh di perbatasan dengan wilayah lain. 8 pos pantau di kota. Setiap pos pantau ada tiga tim patroli, anggotanya TNI-Polri, Dishub, Satpol PP, dan tenaga kesehatan. Total ada 48 tim patroli,” terang Hendi.

Rekor Kasus Baru Positif Covid-19 Indonesia, Total Pasien Tembus 8.211

Hendi mengatakan Jogo Tonggo akan diberlakukan mulai Senin (27/4/2020). Sebelum diberlakukan, Pemkot Semarang akan melakukan persiapan dan sosialisasi ke masyarakat.

Pengganti PSBB

Karena tolak PSBB, Wali Kota Semarang pun berharap konsep itu akan menurunkan laju penyebaran Covid-19 di Semarang. Saat ini, jumlah kasus Covid-19 di Semarang merupakan yang tertinggi di Jateng. Total ada 147 pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Semarang.

Sebaran Kasus Covid-19 di Boyolali, 5 Positif, 1 Dicoret

Sementara jumlah pasien yang sembuh mencapai 50 orang, dan meninggal dunia 29 orang. Dari 29 orang yang meninggal karena Covid-19 itu, 21 orang di antaranya merupakan warga Kota Semarang. Sedangkan sisanya merupakan warga dari luar kota.

Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, tak mempermasalahkan sikap Wali Kota Semarang menolak PSBB. Dia mengatakan dengan Jogo Rogo, pihaknya mengajak peran masyarakat dalam pemberantasan Covid-19.

21 Positif, Ini Sebaran Kasus Covid-19 Per Desa di Sukoharjo

“Basisnya desa atau kampung. Ruang yang lebih kecil bisa kita lakukan kendali yang lebih manageable. Kalau kita mau tetapkan PSBB, sudahkah kita menghitung dan siap? Kalau belum, kita latihan dulu dengan melakukan tindakan mirip PSBB,” jelas Ganjar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya