SOLOPOS.COM - Francesco Bagnaia (Twitter/PeccoBagnaia)

Solopos.com, TOKYO – Francesco Bagnaia tak menginginkan Ducati menerapkan team order untuk membantunya dalam perburuan gelar juara dunia MotoGP 2022 yang menyisakan lima balapan lagi.

Bagnaia kehilangan lima poin berharga saat ia dikalahkan Enea Bastianini di Grand Prix Aragon pekan lalu, meskipun ia kini mendekatkan diri ke Fabio Quartararo yang memegang puncak klasemen pembalap dengan margin 10 poin.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Dengan lima balapan hingga akhir musim dan 17 poin memisahkan tiga pebalap teratas di klasemen, setiap poin akan sangat berharga bagi sang pebalap Ducati.

Praktik team order sendiri tak asing di dunia pembalap, di mana tim memprioritaskan salah satu pebalapnya di balapan, atau menginstruksikan salah satu pembalap mengalah dan mengizinkan rekan satu timnya menyalip demi posisi yang lebih menguntungkan. Biasanya dilakukan ketika salah satu pembalap tertinggal di balapan tertentu, namun secara umum unggul di klasemen.

Ketika ditanya soal team order Ducati, Bagnaia menegaskan menolak kebijakan itu. “Sejujurnya saya tidak membutuhkan bantuan untuk berada di depan. Saya lebih memilih menang di trek dan bukan karena seseorang membiarkan saya lewat,” dikutip dari Antara, Kamis (22/9/2022).

Baca Juga: Klasemen MotoGP 2022 Terbaru, Pembalap Ducati dan Yamaha Bersaing Ketat

“Saya bukan bagian dari keputusan ini… Saya telah mengutarakan keinginan saya, yaitu biarkan saya melakukan apa yang ingin saya lakukan.”

“Apabila mereka melakukan sesuatu yang berbeda, itu bukan soal saya. Saya akan membalap, saya akan mencoba berada di depan dan mencoba menang. Seperti yang saya lakukan di Aragon dan Misano,” kata Bagnaia di sesi jumpa pers jelang GP Jepang di Motegi, Kamis.

Bagnaia baru satu kali tampil di Motegi sebagai rookie pada 2019 sebelum balapan di Jepang itu absen dua tahun dari kalender MotoGP karena pandemi Covid-19.

Baca Juga: Daftar Pelatih Persis Solo dari Waktu ke Waktu di Era Liga Indonesia

Motegi disebut cocok dengan karakteristik mesin GP-22 karena memiliki zona pengereman keras, yang sesuai dengan gaya membalap Bagnaia.

“Ini salah satu trek favorit saya dan yang terbaik… Pastinya kondisi dan situasinya sama sekali berbeda dari 2019 ketika saya sebagai rookie dan saya kesulitan dengan motor saya.”

“Jadi tahun ini bisa baik, saya sangat suka layoutnya dan itu sangat cocok dengan motor kami. Saya sangat menyukai pengereman jadi dengan rem ini kami bisa kompetitif,” kata dia.

Baca Juga: Kembali Gabung Persis Solo, Zanadin “Ucil” Fariz Siap Hadapi PSM Makassar

Sementara itu, Quartararo tiba di Motegi dengan luka di bagian dadanya imbas kecelakaan dengan motor Marc Marquez di Aragon.

Sang pebalap Yamaha akan berupaya menemukan kebugarannya untuk merebut poin berharga di Jepang.

“Ini hanya lecet-lecet, jadi akan sedikit sakit tapi saya rasa di atas motor ini tidak akan jadi masalah besar,” kata Quartararo.

“Hanya 17 poin memisahkan tiga teratas yang berarti kami akan mendorong sekuat tenaga dan pada akhirnya saya rasa itu baik,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya