SOLOPOS.COM - Pekerja beraktivitas di lokasi proyek jalan tol ruas Kertosono-Ngawi gerbang tol Madiun, Jawa Timur, Sabtu (13/1/2018). (JIBI/Solopos/Antara/Siswosidodo)

Ada 417 bidang lahan yang belum dibebaskan untuk proyek tol Solo-Kertosono.

Solopos.com, SRAGEN—Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Kabupaten Sragen berusaha keras mengejar target pembebasan lahan tambahan proyek jalan tol Solo-Kertosono.  Dari 834 bidang tanah yang harus dibebaskan sampai saat ini baru 417 bidang berhasil dibebaskan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Nilai anggaran yang sudah digunakan untuk pembayaran 417 bidang lahan tersebut sekitar Rp170 miliar. Demikian penjelasan Sekretaris P2T Sragen, Wahyu Dwi Hari Prasetyo, saat dihubungi Solopos.com melalui telepon seluler, Selasa (6/3/2018).

“Dari sekian luas lahan tambahan yang harus dibebaskan, kami sudah menyelesaikan pembayaran untuk 51,58%  atau 417 bidang lahan. Nilainya sekitar Rp170 miliar. Pembebasan lahan sisanya kami kebut,” ujar dia.

Lahan-lahan yang belum dibayar sebagian telah melalui proses musyawarah. Pemilik lahan menerima nilai ganti rugi yang ditawarkan berdasarkan hasil taksiran tim appraisal independen. Tinggal proses pembayaran. (baca juga: TOL SOLO-KERTOSONO : Awas, Ada Penyempitan Jalan Solo-Boyolali dekat Pintu Tol Ngasem)

Menurut Wahyu, ada beberapa bidang tanah di Sragen yang belum dimusyawarahkan dengan pemilik lahan, yaitu 102 bidang di Kebonromo, sembilan bidang di Bumiaji, dan dua bidang di Toyogo.

“Yang sudah kami musyawarahkan 666 bidang tanah. Yang belum musyawarah 102 bidang di Kebonromo, sembilan biang milik PT DMST di Bumiaji, dan dua bidang di Toyogo. Tinggal menunggu jadwal. Appraisal sudah,” kata dia.

Wahyu berharap tak ada penolakan dari para pemilik lahan di tiga desa yang lahannya belum dimusyawarahkan itu. Musyawarah di tiga desa itu ditargetkan berlangsung pertengahan bulan ini dan pembayaran dilakukan pada akhir bulan.

“Sebenarnya hampir tidak ada kendala. Persoalan teknis relatif bisa kami atasi. Di Kebonromo itu banyak pemilik lahan yang tak berdomisili di desa itu sehinga butuh waktu untuk mencari pemilik lahan,” tutur dia.

Sembilan bidang lahan di Bumiaji milik PT DMST ternyata diagunkan di bank oleh perusahaan itu. Ihwal lahan tambahan proyek pintu tol tambahan di Sambungmacan, Wahyu mengaku belum punya datanya.

Pembuatan pintu tol di Sambungmacan menjadi tanggung jawab PT Jasamarga Solo-Ngawi (JSN). Dia memprediksi lahan tambahan yang harus dibebaskan untuk proyek pintu tol itu mencapai sembilan hektare.

“Pembuatan pintu tol di Sambungmacan sudah pasti, tapi kami belum dapat datanya. Desain pintu tol itu yang membuat PT JSN. Nanti bila sudah ada penetapan lokasi, kami yang bertugas membebaskan lahannya,” kata dia.

Ihwal jumlah overpass, jembatan penyeberangan orang (JPO), dan underpass di wilayah Sragen, Wahyu mengaku tak tahu persis,  jumlahnya sekitar 32 lokasi.

“Dulu seingat saya pernah dihitung, tapi saya lupa jumlah persisnya. Kalau tidak salah 32 lokasi. Kayaknya JPO, overpass, dan underpass di Sragen terbanyak se-Indonesia. Tiap 500 meter hingga satu kilometer ada,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya