SOLOPOS.COM - Ilustrasi jalan tol di kawasan Gondangrejo, Karanganyar. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Tol Solo-Kertosono, warga menjebol akses tol karena tak diberi akses.

Solopos.com, BOYOLALI — Salah satu ruas tembok jalan tol Solo-Kertosono (Soker) wilayah Desa Donohudan, Ngemplak, Boyolali, dijebol warga setempat. Hal itu sebagai buntut tuntutan warga sebelumnya agar dibuatkan akses penghubung antarwilayah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pejabat Humas Pelaksana Tol Soker, Very Budi Santoso, membenarkan adanya salah satu ruas tembok tol di Donohudan yang dijebol warga. Meski demikian, tembok yang dijebol tak sampai merusak bahan baku tembok.

Desain tembok tol Soker terbuat dari kepingan cor yang bisa dibongkar pasang. “Jadi, warga ini membuat butulan jalan. Lebarnya sekitar 1,5 meter,” paparnya kepada Solopos.com, Jumat (17/2/2017).

Very mengaku telah melaporkan kondisi tembok tersebut kepada Satker Tol Soker. Dia tak punya wewenang melakukan tindakan atas kejadian itu. “Itu sudah bukan ranah kami. Yang jelas, sudah kami laporkan ke Satker Tol Soker. Kami kan hanya pelaksana lapangan,” ujarnya.

Menurut Very, penjebolan tembok Tol Soker dilakukan secara gotong royong. Penjebolan juga dilakukan dengan terlebih dahulu memberitahukan lewat surat kepada pihak terkait, baik kecamatan, desa, maupun polsek setempat. “Isi surat pemberitahuannya adalah kegiatan gotong royong,” ujarnya.

Salah satu warga Donohudan yang enggan disebutkan namanya mengatakan penjebolan tembok Tol Soker itu terkait tuntutan sejumlah warga agar dibuatkan akses penghubung antarwilayah. Namun, tuntutan tersebut belum dikabulkan Satker Tol lantaran sudah ada overpass.

Warga menilai overpass menyulitkan akses warga setempat. “Sebagian warga yang terdampak ngotot dibuatkan sejumlah underpass dan mengembalikan akses seperti sebelum dibangun tol. Makanya, tembok dijebol beramai-ramai,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Kanitreskrim Polsek Ngemplak, Ipda Basori, mewakili Kapolsek Ngemplak, AKP Joko Widodo, meminta warga tetap mengedepankan cara-cara persuasif dan menjauhi anarkisme dalam menyampaikan tuntutan. Sebelumnya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Tol Soker, Bedru Cahyono, menjelaskan tak semua akses warga harus dibuatkan seperti semula.

Meski demikian, dia akan berupaya mendekatkan akses antarwarga dengan pembuatan overpass maupun underpass. Soal tuntutan warga agar mengubah overpass menjadi underpass, menurut Bedru, tak semudah membalik telapak tangan. Bangunan tersebut telah jadi dan tercatat menjadi aset negara.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah mempertahankan dan membuat overpass menjadi lebih landai dari 10% menjadi 5%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya