SOLOPOS.COM - Olimpiade Tokyo 2020 (Olympics.com)

Solopos.com, TOKYO—Olimpiade Tokyo 2020 dipastikan digelar tanpa penonton. Keputusan ini diambil mengingat keadaan darurat Covid-19 yang diberlakukan di ibu kota Jepang tersebut.

Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, menyayangkan tak adanya penonton di Olimpiade Tokyo 2020. Meski begitu, Thomas Bach paham keputusan ini diambil demi keselamatan banyak orang.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

“Ini sangat sulit dan semua pihak menyesalkan konsekuensi yang ditimbulkan bagi para atlet maupun penonton,” kata Bach mengutip dari Reuters, Sabtu (10/7/2021).

Baca Juga: Atlet AS Menolak Divaksin, Takut Performa Turun di Olimpiade Tokyo 2020

“Namun, ini keputusan yang harus ditempuh demi memastikan keamanan Olimpiade. Saya harap kita semua sepakat bahwa yang terpenting adalah Olimpiade tetap dilangsungkan,” ujarnya menambahkan.

Pernyataan Bach menanggapi keputusan panitia Olimpiade Tokyo yang pada Kamis (8/7), yang memutuskan pesta olahraga yang berlangsung pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021 itu digelar tanpa penonton.

“Dengan menyesal, kami akan menyelenggarakan Olimpiade dalam format yang sangat terbatas, demi menghadapi penyebaran infeksi virus corona,” kata Presiden Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020, Seiko Hashimoto, dilansir Marca, Jumat (9/7/2021).

Baca Juga: Matteo Berrettini Petenis Pertama Italia Tampil di Final Wimbledon

 

Saran Pakar

Sebelumnya, hanya penonton dari luar negeri yang dilarang hadir ke Tokyo. Namun kini larangan ini juga berlaku untuk masyarakat Jepang.

Pemerintah setempat tak mau kasus Covid-19 varian Delta yang telah ditemukan di Tokyo menyebar lebih luas. Keputusan ini seusai dengan saran para pakar medis di Jepang, salah satunya Profesor Yuki Furuse dari Universitas Kyoto.

Dia mengingatkan larangan penonton hadir ke venue harus disertai pengawasan ketat di tempat lain yang mungkin menjadi area berkumpul warga untuk merayakan Olimpiade. Mengutip data NY Times dan Worldometers, kasus Covid-19 di Jepang tidak sampai mengalami lonjakan kasus yang tinggi seperti negara-negara lain. Sejak awal pandemi, kasus di sana  berada di kisaran 811.000, dengan jumlah kematian hampir 15.000 orang.

Baca Juga: Barty Raih Gelar Pertama Wimbledon

Namun rata-rata kasus harian di sana selama sepekan terakhir mencapai lebih dari 1.700 orang, di mana pada Kamis kemarin tercatat ada 896 kasus hanya di Tokyo.

Demi mencegah terjadinya kelangkaan tempat tidur di rumah sakit, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengumumkan status keadaan darurat di Tokyo mulai 12 Juli hingga 22 Agustus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya