SOLOPOS.COM - Raden Suwiryo. (Istimewa/wikipedia)

Solopos.com, WONOGIRI — Raden Suwiryo merupakan salah satu tokoh pergerakan Indonesia. Ia juga pernah menjadi wali kota Jakarta dan ketua umum Partai Nasional Indonesia (PNI).

Raden Suwiryo bahkan pernah menjadi wakil perdana menteri RI pada Kabinet Sukiman-Suwiryo. Raden Suwiryo lahir di Wonogiri pada tanggal 17 Februari 1903.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Suwiryo menamatkan AMS (Algemeene Middlebare School) atau sekolah menengah umum di Yogyakarta. Suwiryo kemudian melanjutkan pendidikannya di Rechtshogeschool namun tidak tamat.

Suwiryo bekerja sementara waktu di Centraal Kantoor voor de Statistik. Ia lalu menekuni bidang partikelir, menjadi guru Perguruan Rakyat kemudian memimpin majalah Kemudi. Suwiryo juga menjadi pegawai pusat Bowkas Beringin sebuah kantor asuransi, pernah juga menjadi pengusaha obat di Cepu.

Di masa mudanya, Suwiryo aktif berorganisasi dalam Jong Java dan PNI. Setelah PNI bubar tahun 1931, Suwiryo turut berpartisipasi mendirikan Partindo. Suwiryo juga aktif berorganisasi di Jawa Hokokai dan Putera pada masa penjajahan Jepang.

Baca Juga: Misteri Makam Kuno di Wonogiri, Antara Belanda dan China Peranakan

Suwiryo mulai menjabat sebagai wakil wali kota Jakarta pada Juli 1945. Suwiryo menjabat pada masa penjajahan Jepang yang menjadikannya sebagai wakil wali kota pertama Jakarta di bawah pimpinan wali kota Tokubetsyu Sityo.

Raden Suwiryo berjasa terjadinya proklamasi kemerdekaan Indonesia. Saat Jepang mengalah kepada Sekutu pada 10 Agustus 1945, Suwiryo yang menyampaikan kabar tersebut kepada masyarakat Jakarta.

Kabar tersebut menyebar dengan cepat hingga sampai ke telinga Bung Karno dan Bung Hatta sebelummereka memproklamasikan kemerdekaan. Suwiryo juga membantu menyelenggarakan proklamasi di kediaman Bung Karno.

Pada 21 Juli 1947, saat Belanda melancarkan aksi militernya, Suwiryo diculik oleh pasukan NICA (Nederlands Indies Civil Administration) di kediamannya di kawasan Menteng pada pukul 00.00 WIB. Selama lima bulan dia disekap di daerah Jl. Gajah Mada. Memasuki November 1947 diterbangkan ke Semarang sebelum ke Yogyakarta.

Baca Juga: Sejarah Tugu Jati Bedug Wonogiri

Di Yogyakarta, Suwiryo disambut dengan hangat oleh Panglima Besar Soedirman. Saat di Yogyakarta, Suwiryo ditempatkan di Kementrian Dalam Negeri RI sebagai pimpinan Biro Urusan Daerah Pendudukan. Pada September 1949, Suwiryo kembali ke Jakarta sebagai wakil Pemerintah RI pada Republik Indonesia Serikat (RIS).

Pada 17 Februari 1950 Soekarno, Presiden RIS saat itu mengangkatnya kembali sebagai Wali Kota Jakarta Raya. Pada 2 Mei 1951, Suwiryo diangkat jadi wakil perdana menteri dalam Kabinet Sukiman-Suwirjo (April 1951-April 1952).

Setelah berhenti menjadi Wakil PM, Suwiryo membantu beberapa saat di Kementrian Dalam Negeri. Setelah itu, Suwiryo menjabat sebagai Presiden Direktur Bank Umum Nasional serta merangkap Presiden Komisaris Bank Industri Negara (BIN) yang kemudian dikenal dengan  Bapindo.

Suwiryo kemudian meninggalkan dunia perbankan setelah terpilih menjadi Ketua Umum PNI. Lepas dari kegiatan partai, Suwiryo menjadi anggota MPRS. Selanjutnya menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Suwiryo meninggal, 27 Agustus 1967 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya