SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO -- Pendidikan keberagaman untuk siswa perlu diperluas agar menjangkau pelbagai sekolah. Apalagi jika pendidikan keberagaman itu dikombinasikan dengan keterampilan jurnalistik.

Hal itu disampaikan Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah Padmaningrum kepada tim Solopos Institute yang menemuinya di Solo Paragon Hotel & Residences, Kamis (22/10/2020) sore.

Promosi Acara Gathering Perkuat Kolaborasi Bank Sampah Binaan Pegadaian di Kota Padang

Tim Solopos Institute beraudiensi terkait Program Internalisasi Literasi Keberagaman Melalui Jurnalisme untuk Guru dan Pelajar di SMA/SMK di Soloraya. Program itu dilaksanakan di delapan sekolah negeri.

3 Dari 5 Simpang Susun Tol Solo-Jogja Berada di Klaten, Ini Lokasinya

Perempuan yang akrab disapa Padma itu mengapresiasi program yang dilaksanakan Solopos Institute. Bagi dia, pendidikan keberagaman harus dikembangkan di sekolah.

Siswa perlu memahami bahwa mereka hidup di lingkungan yang beragam, baik suku, agama, ras, dan golongan lainnya. Padma menyarankan setelah pilot project itu dilaksanakan di delapan sekolah di Soloraya, Solopos Institute mengembangkan pendidikan keberagaman ini ke berbagai sekolah di Jawa Tengah. Padma akan merekomendasikan program itu ke sekolah lainnya.

Di lain pihak, Padma melihat pelajar enggan mengekspresikan pikiran dan gagasannya melalui tulisan. Dia berharap pelajar sekolah menengah di Jawa Tengah belajar menuangkan gagasan melalui tulisan termasuk mengenai isu keberagaman.

Scarlet Johannson Produksi dan Bintangi Sendiri Film Bride

Menghimpun Tulisan Siswa

“Hasil tulisan siswa dikumpulkan jadi sebuah buku. Satu sekolah satu siswa, bagus itu,” ujar Padma seusai membuka acara tentang pendidikan keberagaman tersebut.

Tim Solopos Institute yang beraudiensi dengan Padma adalah Sholahuddin selaku Project Leader, angggota tim Syifaul Arifin, dan Project Officer Amar Benni Nugroho.

Syifaul Arifin menyatakan pihaknya tengah menyusun modul workshop bagi guru dan siswa terkait pendidikan keberagaman. Guru yang mengikuti workshop akan menularkannya kepada guru lain maupun siswa.

Solopos Hari Ini: Solo-Jogja 5 Simpang Susun

Sholahuddin menambahkan guru yang dilibatkan dalam workshop pendidikan keberagaman tersebut pengampu mata pelajaran Agama, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia, dan pembina ekstra kurikuler (ekskul) jurnalistik.

Guru dan siswa akan memproduksi tulisan maupun konten jurnalistik lainnya dalam berbagai platform baik cetak maupun digital.

Wartawan Solopos juga akan mendampingi mereka untuk mengembangkan ekskul jurnalistik. “Kami menargetkan sekolah memiliki ekskul jurnalistik. Yang sudah memiliki ekskul jurnalistik, semakin bagus,” ujar Sholahuddin.

Salah Target Ambil Motor di Tengah Jalan, Debt Collector Disuruh Push Up

Khusus untuk Siswa SLB

Sekolah yang terlibat dalam kegiatan pendidikan keberagaman ini adalah SMAN 3 Solo; SMAN 4 Solo; SMAN 1 Sukoharjo; SMKN 3 Sukoharjo; SMAN Kerjo, Karanganyar; SMKN Ngargoyoso, Karanganyar; SMAN 1 Cawas, Klaten, dan SMKN 2 Klaten.

Dalam audiensi itu, Padma berharap Solopos Institute mengembangkan model sejenis untuk guru dan siswa sekolah luar biasa (SLB).

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah membawahi SMA, SMK, dan SLB. Guru dan siswa SLB juga memiliki kreativitas bagus yang perlu dikembangkan. Apalagi isu yang diangkat dalam program pendidikan ini adalah keberagaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya