SOLOPOS.COM - Infografis Kontak Erat (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, KLATEN – Personel TNI memperkuat pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM mikro di Kabupaten Klaten di masa pandemi Covid-19. Selain menggencarkan pencegahan, personel TNI terlibat dalam proses pelacakan kontak erat.

Komandan Kodim 0723/Klaten, Letkol Inf Joni Eko Prasetyo, mengatakan anggota TNI berkolaborasi dengan pemkab, kecamatan, desa, serta Polri dalam upaya menekan angka penularan Covid-19.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kami melaksanakan tugas mulai dari pencegahan, penindakan, maupun pasca. Pada tahap pencegahan kami gencarkan agar masyarakat taat dengan protokol Covid-19. Ini kami lakukan tidak langsung gebyah uyah. Hanya titik tertentu di daerah yang ada kasus Covid-19, kami lebih masih memantau dan mengingatkan agar 5M ditaati,” ungkap dia saat ditemui di Setda Klaten, Jumat (19/2/2021).

Baca juga: Perekam Video Aksi Borong Mobil Warga Sumurgeneng Tuban: Iseng-Iseng Kok Viral

Soal penguatan 3T (tracing, testing, dan treatment), Dandim Klaten menjelaskan personel TNI terlibat mendampingi petugas kesehatan ketika melakukan pelacakan hingga pengambilan sampel.

“TNI menguatkan teman-teman medis melakukan tracing. Dengan pendampingan ini, kami berharap mereka lebih percaya diri [tidak ada penolakan]. Memang butuh kesadaran masyakat yang kontak erat mematuhi SOP. Tujuannya bukan membuat aib, tetapi sebagai upaya mencegah atau memutus mata rantai penularan,” ujar dia.

Keterlibatan personel TNI dalam penguatan penangan Covid-19 ditunjukkan dengan terlibat langsung dalam struktur organisasi di posko desa/kelurahan bersama Bhabinkamtibmas dari unsur Polri.

Baca juga: Kata Peneliti, Ini Penyebab Belasan Sumur di Karanganom Klaten Ambles

Jumlah personel Babinsa Kodim Klaten sebanyak 401 orang atau sesuai jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Bersinar.

Di sisi lain, Dandim membenarkan ada wacana pemasangan penanda di rumah warga yang sedang menjalani isolasi mandiri dan sementara waktu tak bisa menerima tamu.

Menggunakan Bahasa Santun

Pemasangan itu bukan dimaksudkan untuk menunjukkan warga yang isolasi mandiri terkonfirmasi positif Covid-19.

“Sekali lagi ini masih wacana. Saat rapat di pemkab memang sudah disampaikan. Kalau memang ada usulan memberikan tanda, bukan tanda barikade, bendera, atau tanda sedang terpapar Covid-19. Tetapi, lebih menggunakan bahasa yang santun sehingga tidak timbul stigma di masyarakat,” tutur dia.

Tim Ahli Satgas Penanganan Covid-19 Klaten, Ronny Roekmito, membenarkan ada wacana untuk memasang selebaran di rumah warga yang menjalani isolasi mandiri lantaran terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca juga: Rumah Warga Klaten yang Isolasi Mandiri Bakal Diberi Tanda, Begini Isinya

Hanya saja, pada rapat koordinasi yang digelar Senin lalu belum ada kesepakatan. Ronny mengatakan pemasangan selebaran di rumah pasien positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kedisiplinan terhadap protokol isolasi mandiri.

“Untuk pemberitahuan agar tidak ada yang berkunjung [selama penghuni rumah isolasi mandiri] dan tidak keluar rumah. Kami sedang mencari media atau kalimat yang tepat agar tidak menimbulkan beban psikologis dan menyinggung,” kata Ronny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya