SOLOPOS.COM - Ilustrasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Ilustrasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Animo warga Kabupaten Karanganyar untuk bekerja di luar negeri menurun tajam selama setahun terakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Karanganyar mencatat lebih kurang 750 hingga 1.000 warga yang meninggalkan Bumi Intan Pari untuk mengais rezeki di negeri orang setiap tahunnya. Namun, jumlah warga yang mengajukan izin untuk bekerja di luar negeri berkurang menjadi 350 orang hingga 500 orang selama 2013.

“Hingga saat ini, TKI [tenaga kerja Indonesia] asal Karanganyar yang sudah berangkat sekitar 350 orang. Sampai akhir tahun nanti kami memprediksi jumlah TKI hanya mencapai 500, sebab sebagian sudah mengajukan izin sejak awal tahun tapi belum berangkat,” jelas Kepala Dinsosnakertrans Karanganyar, Sumarno, saat dijumpai Solopos.com di ruang kerjanya, belum lama ini.

Menurut Sumarno, penurunan jumlah TKI asal Karanganyar itu disebabkan oleh berkurangnya minat masyarakat untuk bekerja di negeri orang. Terlebih, Bupati Rina Iriani selalu mengimbau masyarakat Bumi Intan Pari supaya tak selalu menjadikan negeri orang sebagai primadona untuk mencari nafkah.

“Bupati kan selalu mewanti-wanti, jangan sampai Karanganyar mengirim TKI ke luar negeri, khususnya tenaga kasar seperti pembantu rumah tangga. Jadi mungkin sekarang masyarakat jadi sedikit enggan bekerja sebagai tenaga kasar di luar negeri, bagaimana pun juga lebih enak di negeri sendiri,” ujarnya.

Sumarno menjelaskan sebagian besar TKI yang telah mengajukan izin keberangkatan ke luar negeri merupakan lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK). Umumnya, mereka hendak bekerja sebagai tenaga profesional di sejumlah pabrik di kawasan Asia, seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang. “Namun, tidak menutup kemungkinan masih ada masyarakat yang curi-curi kesempatan bekerja sebagai pembantu, paling jumlahnya tidak mencapai 5% dari total warga yang menjadi TKI,” imbuh Sumarno.

Hingga saat ini, sebanyak 1.758 warga Karanganyar tercatat bekerja sebagai TKI di luar negeri. Menurut dia, gaji yang relatif tinggi masih menjadi iming-iming menggiyurkan bagi sebagian besar masyarakat untuk mengadu nasib di negeri orang. Gaji seorang buruh pabrik di Malaysia mencapai Rp6 juta per bulan, sehingga mereka bisa menyisihkan sekitar Rp2 juta hingga Rp4 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya