SOLOPOS.COM - Tirto Utomo (aqua.co.id).

Solopos.com, SOLO — Saat merintis usaha jualan air minum dalam kemasan pada 1973, Tirto Utomo atau Kwa Sien Biauw dianggap orang yang aneh. Cibiran datang karena ia menjual air minum yang jauh lebih mahal dari harga bensin kala itu.

Aqua, air minum dalam kemasan (AMDK) kali pertama menggebrak pasar dalam bentuk botol kaca 950 ml seharga Rp75 pada 1973. Harga sebotol Aqua itu hampir dua kali lipat dari harga bensin saat itu senilai Rp46/liter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Aqua merupakan merek air minum dalam kemasan yang cukup populer di Indonesia. Aqua yang kali pertama bernama Puritas didirikan Tirto Utomo, pengusaha asal Wonosobo, Jawa Tengah.

Mengadu ayam atau yang juga dikenal dengan sabung ayam adalah tradisi  dan ritus bagi sebagian masyarakat Nusantara sejak masa kuno, yang telah berubah menjadi arena judi. Belum diketahui secara pasti bagaimana munculnya perjudian itu. Berita selengkapnya bisa dibaca dalam artikel Kisah Sukses Tirto Utomo, Bos Air Minum Aqua Bermula dari Panen Cibiran.

Baca Juga: Perang Saudara Jadi Awal Ketegangan China-Taiwan

Judi sabung ayam merupakan permainan adu dua ayam (ayam jago) dalam satu arena yang telah dibuat oleh pemain. Judi sabung ayam awalnya hanya dikenal sebagai permainan adu ayam biasa karena tanpa adanya taruhan. 

Pada masa kerajaan Hindu, perjudian sabung ayam awalnya berkembang di daerah pesisir dan kota-kota pelabuhan sebagai wilayah yang bersentuhan lebih awal dengan budaya baru itu, kemudian berkembang di kerajaan-kerajaan. Mereka bertaruh untuk ayam jantan yang berpotensi menang saat diadu. Berita selengkapnya bisa dibaca di Sabung Ayam, dari Tradisi dan Ritus Jadi Judi.

Mencegah pernikahan dini, perkawinan usia anak, menjadi agenda global yang dirumuskan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) hingga 2030. Upaya mencegah perkawinan anak akan efektif bila berbasis pemenuhan hak-ahak anak.

Tujuan ke-5 SDGs tentang kehidupan sehat dan sejahtera dan tujuan ke-3 tentang kesetaraan gender menjadi landasan program mencegah perkawinan anak. Dunia berkomitmen mengakhiri pernikahan anak pada 2030.

Baca Juga: Jawa Pernah Jadi Produsen Gula Terbanyak di Dunia

Perkawinan anak adalah pelanggaran hak asasi manusia dan merupakan akibat dari ketidaksetaraan gender. Pernikahan dini adalah pelanggaran hak anak dan wujud kekerasan berbasis gender terhadap anak dengan dampak jangka panjang pada kesehatan fisik, mental, pendidikan, ekonomi, budaya, dan partisipasi politik anak perempuan. Berita selengkapnya bisa dibaca Mencegah Pernikahan Dini dengan Memenuhi Hak Anak.

Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan sudut pandang khas dan pembahasan mendalam dengan basis jurnalisme presisi. Membaca konten premium akan mendapatkan pemahaman komprehensif tentang suatu topik dengan dukungan data yang lengkap. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium di kanal Espos Plus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya