SOLOPOS.COM - Ketahui tips puasa sehat bagi penderita diabetes (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO — Setiap tanggal 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia atau World Diabetes Day. Peringatan tersebut sebagai wujud keprihatinan terhadap kasus diabetes yang meningkat tiap tahunnya.

Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi diabetes menjadi 8,5% atau sekitar 20,4 juta orang Indonesia menderita diabetes.

Tema Hari Diabetes Sedunia tahun ini adalah Access to Diabetes Care yang artinya akses ke perawatan diabetes. Saat ini jutaan orang dengan diabetes di seluruh dunia tidak memiliki akses perawatan diabetes yang memadai. Padahal, diabetes dalam jangka panjang akan menimbulkan komplikasi ke berbagai organ, sehingga pengidapnya perlu mendapat perawatan dan dukungan berkelanjutan.

Menurut salah satu dokter spesialis gizi klinik di Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Indrawati, Sp.GK beberapa komplikasi diabetes adalah komplikasi pada pembuluh darah besar, yang meliputi stroke, penyakit jantung coroner, ulkus di kaki.

Selain itu komplikasi pada pembuluh darah kecil, meliputi kelainan retina mata (retinopati), gagal ginjal (nefropati), kaki dan tangan sering kesemutan (neuropati), gagal jantung.

Baca Juga: Ibu-Ibu Perlu Tahu, Ini Cara Mengatasi Keluhan pada Trimester Kedua Kehamilan

“Risiko terjadinya komplikasi lebih tinggi terjadi pada orang diabetes dengan obesitas. Untuk itu perlu manajemen berat badan pada penderita ini,” ujar dr. Indrawati dalam rilis yang diterima Solopos.com, Kamis (17/11/2022).

Dia menjelaskan, berdasarkan penelitian, penurunan berat badan telah terbukti meningkatkan kontrol gula darah dengan meningkatkan sensitivitas insulin dan pengambilan glukosa dan mengurangi keluaran gula darah dari hati.

Selain itu, penurunan berat badan dapat memperbaiki kadar lemak tubuh, menurunkan tekanan darah dan mengurangi tekanan mekanis pada pinggul dan lutut.

“Program penurunan berat badan ini harus memperhatikan beberapa hal agar tidak terjadi komplikasi hipoglikemia (kadar gula darah rendah)yang dapat mengancam jiwa pasien,” ujarnya.

Baca Juga: Banyak Keluhan Saat Hamil Trimester Pertama, Ini Solusinya

Dokter spesialis gizi klinik di Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Indrawati, Sp.GK. (Istimewa)
Dokter spesialis gizi klinik di Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Indrawati, Sp.GK. (Istimewa)

Berikut beberapa tips program penurunan berat badan yang aman bagi penderita diabetes:

1. Kurangi porsi makanan secara bertahap

Prinsip penurunan berat badan ini adalah restriksi (pembatasan) kalori, sehingga porsi makanan perlu dikurangi secara bertahap, yaitu 500 kkal/hari.

Evaluasi setiap 2 pekan, apabila memungkinkan turunkan lagi porsi makanan hingga konsumsi per hari maksimal 1000 kkal untuk perempuan dan 1200 kkal untuk laki-laki. Kalori kurang dari jumlah itu harus dibawah pengawasan dokter ahli.

2. Pilih jenis makanan yang tepat

Makanan yang dikonsumsi harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Pilih makanan yang tinggi serat, rendah lemak jenuh dan rendah kadar glukosanya.

Seperti nasi merah atau roti gandum sebagai sumber karbohidrat, tahu dan tempe sebagai sumber protein nabati, ayam tanpa kulit dan ikan sebagai sumber protein hewani, serta sayuran dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral. Untuk pengolahan makanannya diupayakan dikukus atau direbus, kurangi digoreng dan dilapisi tepung.

3. Tepati jadwal makan

Jadwal makan terdiri dari 3 kali makan besar untuk makan pagi (20%), siang (30%) dan sore (25%), serta 2-3 kali makanan ringan (10-15%) di antaranya.

4. Target penurunan berat badan tidak ekstrem

Target penurunan berat badan 0,5-1 kg/minggu. Tidak dianjurkan penurunan berat badan yang ekstrim karena akan berisiko lebih besar terjadi hipoglikemia.

Baca Juga: Menjaga Kesehatan di Usia Senja dengan Gaya Hidup Sehat

5. Latihan fisik

Lakukan Latihan fisik secara teratur 3-5 hari seminggu selama 30-45 menit, dengan total 150 menit per minggu, dengan jeda antar Latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut. Latihan fisik yang dianjurkan adalah yang bersifat aerobic dengan intensitas sedang seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging dan berenang.

6. Konsultasikan dengan dokter tentang obat yang dikonsumsi

Konsultasikan apakah mungkin untuk mengurangi, mengganti, atau bahkan menghentikan obat-obatan yang berpotensi meningkatkan berat badan di awal program manajemen berat badan.

Selain itu sesuaikan dosis penggunaan obat antidiabetes untuk mencegah terjadinya hipoglikemia selama program penurunan berat badan. Konsultasikan pula kemungkinan penggunaan obat anti-obesitas yang diperbolehkan.

7. Pemantauan ketat kadar glukosa darah

Disarankan untuk menggunakan monitor gula darah terus menerus atau untuk memeriksa kadar gula darah 5-8 kali sehari: sebelum makan, sebelum dan sesudah berolahraga, dan sebelum tidur. Daftar riwayat pemeriksaan gula darah harus ditinjau setiap minggu selama periode intensif manajemen berat badan.

8. Waspada gejala hipoglikemia

Apabila terdapat gejala hipoglikemia, yaitu berkeringat, gelisah, berdebar-debar, tremor, pusing, lemah, lesu, pandangan kabur, kejang atau penurunan kesadaran, segera konsumsi makanan tinggi glukosa misalnya 2-3 sendok makan gula pasir dilarutkan dalam air. Atau segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat apabila pasien tidak sadar.

Selamat mencoba!

Rekomendasi
Berita Lainnya