SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelaksanaan PPDB Online (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Masa penerimaan peserta didik baru (PPDB) di sebagian sekolah swasta, telah berakhir. Namun PPDB sekolah-sekolah negeri dan sekolah swasta lain kemungkinan baru akan dimulai bulan Juni. Khusus Kota Solo, pekan ini rencananya baru akan dibahas Peraturan Walikota Solo (Perwali) yang mengatur soal penyelenggaraan PPDB.

Meskipun yang hendak sekolah adalah anak-anak, masalah PPDB tetap menjadi beban orang tua. Terutama terkait sekolah yang akan dipilih untuk buah hatinya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Dewan Pendidikan Kota Surakarta (DPKS), Joko Riyanto, mengungkapkan PPDB tahun ajaran 2014/2015 akan segera dimulai. Namun saat ini sudah banyak orang tua yang galau ketika memilih sekolah yang tepat untuk anak-anaknya. Menurutnya, ada perbedaan sikap orang tua ketika akan memilihkan sekolah untuk anaknya yang hendak masuk SD, SMP, SMA/SMK. “Kalau anak yang hendak sekolah SMA/SMK, biasanya sudah punya pilihan sendiri. Mereka kebanyakan sudah bisa menentukan kemana akan melanjutkan sekolah,” jelasnya saat ditemui Solopos.com di Kantor DPKS Solo, Rabu (21/5/2014).

Pengamat pendidikan yang juga Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Furfon Hidayatulloh menerangkan ada dua hal yang mendasari pendekatan sikap orang tua kepada anak ketika hendak memilih sekolah. Pertama, orang tua harus memahami kondisi anak, potensi anak, kelebihan dan kekurangannya. Selanjutnya, orang tua harus memiliki cara pendekatan yang tepat. “Jadi tidak hanya memilih sekolah sesuai kehendak orang tua atau anak,” jelasnya.

Joko menyarankan agar orang tua mencermati pilihan anak sebelum menyepakati pilihan itu. Jika pilihan anak memang dirasa baik, orang tua tinggal mendorong dan memotivasi anak. Kebanyakan anak saat ini, ungkapnya, sudah bisa mengenal dan mengevaluasi dirinya. Hal itu menjadi pertimbangan anak ketika akan memutuskan sekolah yang hendak dipilih. Kebanyakan anak sekarang juga enggan terlalu diatur orang tuanya. “Kaitannya dengan pembiayaan, orang tua harus mengusahakan agar bisa memenuhi biaya pendidikan yang dibutuuhkan anak,” ungkapnya.

Tapi jika orang tua merasa pilihan anak belum tepat atau anak masih bingung menentukan pilihannya, kata Joko, orang tua bisa mengarahkan anak. Ia mencontohkan, jika anak terlihat kreatif dan memiliki keterampilan yang bagus di bidang tertentu, bisa diarahkan untuk memilih sekolah yang utamanya mengajarkan soal kewirausahaan seperti SMK. Harapannya setelah lulus sekolah, anak bisa membuka usaha sendiri, bukan bekerja kepada orang lain. Jika nilai akademisnya bagus, bisa diarahkan untuk memilih sekolah yang akademisnya juga baik dan nanti bisa melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Sementara ketika anak baru mau masuk SD atau SMP, kata Joko, arahan orang tua sangat penting. Ketika akan masuk SD khususnya, anak biasanya belum terlalu paham sekolah yang harus dipilih. Oleh karena itu, orang tualah yang kebanyakan menentukan SD mana yang tepat. Soal pilihan SD tersebut, sangat tergantung apa yang menjadi keinginan orang tua terhadap anaknya. Namun Joko menyarankan agar orang tua memilih sekolah yang mementingkat pendidikan karakter.

Seorang siswa SDN Krajan 2 Mojosongo, Solo, Faisal, 8, mengungkapkan ketika akan masuk SD dua tahun silam, orang tuanya yang mencarikan sekolah. Ia hanya menuruti keinginan orang tuanya itu. “Orang tua cari sekolah yang dekat rumah,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya