SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak-anak asyik dengan gadget (dailymail.co.uk)

Tips parenting ini terkait cara mengatasi anak kecanduan gawai.

Solopos.com, SOLO — “Memberikan telepon pintar kepada anak-anak itu ibarat menyodori mereka satu gram kokain,” ujar Mandy Saligari, direktur salah satu klinik di pusat kesehatan kawasan Harley Street di Inggris, saat berbicara di konferensi pendidikan London, belum lama ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pakar kecanduan teknologi dan psikologi remaja ini lantas menjelaskan, menghabiskan waktu dengan mengobrol di jaringan perpesanan atau membuka laman Instagram sama membahayakannya dengan ketagihan obat terlarang.

“Teknologi juga bisa menjadi kendaraan adiksi yang potensial. Ketika orang tua memberikan tablet atau telepon kepada anak-anak, mereka seperti memberikan sebotol minuman keras. Apakah kalian yakin membiarkan anak-anak bisa mengetuk apa saja di layar gawai dengan pintu tertutup?” tanyanya seperti dikutip dari Independent.co.uk, Kamis (1/2/2018).

Mandy mengutarakan ketika sudah kecanduan, tatapan dan mata orang cenderung tidak bisa lepas dari hal yang diinginkannya tersebut.

Selain mengganggu tumbuh kembang anak, dia menyampaikan, bahaya lain yang setiap saat mengancam buah hati adalah pornografi dan akses konten tidak pantas lantaran model penggunaan gawai yang cenderung privat.

Huffingtonpost juga pernah mengulas kebiasaan anak zaman sekarang yang sudah terbiasa mengoperasikan telepon pintar sejak usia dini. Anak usia empat digambarkan sudah mahir mengakses video di Youtube, membuat opsi video full screen, bahkan mengendalikan volume.

Selain piawai memainkan video, anak usia tersebut juga mahir bermain gim, mengambil foto, memutar lagu kesukaan, sampai bisa mengangkat telepon. Pencapaian tersebut memang luar biasa. Namun seperti dot, telepon pintar bisa bikin anak-anak tenang sekaligus ketagihan mengenyut.

Ketika sudah ketagihan, efeknya beragam. Penggunaan gawai berlebihan bisa membuat anak-anak berubah menjadi zombie dengan gangguan leher dan masalah lainnya.

Sejatinya anak-anak memang tidak membutuhkan gawai. Mereka lebih membutuhkan aktivitas fisik di luar rumah. Berikut ini beberapa tips untuk mengontrol kebiasaan anak bermain gawai:

1. Katakan tidak ketika anak meminta telepon pintar.

Gunakan bahasa yang menyenangkan buat si kecil, tapi juga tegas. Coba jelaskan dengan perlahan alasan orang tua membatasi penggunaan telepon pintar atau tablet buat anak-anak.

2. Kalau anak telanjur diberi telepon pintar, batasi penggunaannya.

Sebelum memberikan gadget, bikin sederet aturan ketat. Misalkan: hanya boleh dimainkan pada hari sekolah maksimal lima menit, atau boleh main satu babak Angry Bird, atau menonton satu episode Tom and Jerry. Setelah itu, tegas jalankan aturan yang sudah disepakati.

3. Gunakan permainan favorit anak untuk kepentingan pribadi orang tua.

Misalkan ketika si kecil sedang hobi bermain Talking Tom, bilang ke anak saat si kucing bilang “Ayo makan,” anak harus menurut. Tapi jangan keterusan menggunakan cara seperti ini.

4. Orang tua bisa menginstal aplikasi jam pasir seperti Zoodles, Famigo, dan sebagainya.

Terdapat beberapa aplikasi yang menyediakan profil khusus untuk anak-anak. Sehingga saat sedang tidak dalam jangkauan, anak tidak bisa membuka kontak, aplikasi obrolan, foto, atau postingan kita di Facebook dan Instagram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya