SOLOPOS.COM - Ilustrasi tawaran diskon (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO -- Bak pedang bermata dua, segala bentuk promosi dan diskon bisa menguntungkan atau merugikan keuangan. Jika dimanfaatkan secara positif, pengeluaran bisa ditekan. Sebaliknya, jika digunakan secara kompulsif, kita jadi jauh dari tujuan irit.

Blogger keuangan kondang, Tracie Fobes, dikenal dengan kisah sukses membawa keluarganya keluar dari jerat utang nyaris setengah miliar rupiah. Kepada Nerd Wallet, Fobes membagikan kiatnya memanfaatkan promosi, diskon, dan promo untuk untuk menyelamatkan krisis keuangan keluarganya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ini bisa bermanfaat untuk menambah pundi-pundi tabungan karena mengubah cara pandang kita melihat uang. Kuncinya terletak pada mental kita memanfaatkannya [kupon, promosi, dan diskon],” terang dia, baru-baru ini.

Fobes yang pernah terjebak gaya hidup kompulsif awalnya memanfaatkan kupon, promosi, dan diskon tanpa memandang hal itu sebagai kebutuhan atau cuma keinginan. Namun dengan pengalamannya itu, kini dia jadi jeli membandingkan setiap potongan harga.

Sebelum memutuskan belanja atau membeli sesuatu dengan memanfaatkan potongan harga, dia kini lebih dulu membandingkan harganya. Dia bahkan mempelajari harga di beberapa pengecer, membandingkannya di situs resmi, dan berbagai program diskon sebelum benar-benar memutuskan berbelanja.

“Dengan cara seperti itu, keluarga kami bisa menghemat 30%-35% untuk kebutuhan belanja bulanan,” jelas dia.

Namun nyatanya kini potongan harga tak cuma menyasar barang kebutuhan bulanan. Beberapa produk gaya hidup menjadi sasaran empuk bagi pengusaha untuk menjual produknya lebih banyak. Butuh kejelian untuk memilah kebutuhan dan keinginan.

Coca-cola sudah memanfaatkan sistem kupon sebagai strategi pemasaran sejak 1887 lalu. Dengan model pendekatan bisnis semacam itu, banyak orang jadi semakin mengenal jenama tersebut.

Kupon juga dapat digunakan sebagai sarana meluaskan target pasar oleh sejumlah perusahaan. Sehingga mereka mendapatkan konsumen baru dengan jalan mengobral harga serendah-rendahnya. “Kupon adalah promosi gaya klasik,” jelas Utpal Dholakia, profesor pemasaran dari Rice University.

Ada beberapa kiat agar tak terjebak gaya hidup konsumtif di era banjir promosi, iming-iming kupon, dan potongan harga. Berikut beberapa di antaranya:

1. Sesuaikan dengan gaya hidup
Secara psikologis ketika melihat sesuatu dengan harga lebih rendah, otomatis kita gampang tergiur. Kita mungkin tidak bisa mengontrol cicilan tagihan rumah, harga barang kebutuhan pokok, dan ongkos sekolah anak. Namun kita bisa mengatur dan menentukan kebutuhan rumah tangga, hiburan, sampai pelesiran.

2. Jangan malas membandingkan
Banyak jalan mendapatkan promosi, diskon, dan harga lebih rendah. Rajin cek di beberapa aplikasi dan bandingkan harganya secara langsung jika perlu. Dengan begitu kita benar-benar mendapat manfaat potongan harga, bukan hanya tergiur iming-iming besarnya diskon.

3. Dapatkan manfaat dari sistem loyalitas
Beberapa produk dan jenama memberikan fasilitas buat pelanggan loyalnya. Caranya dengan menghadiahi pelanggan dengan sistem bonus setelah akumulasi pembelanjaan tertentu.

4. Mulai dari hal kecil
Memanen manfaat dari kejelian melihat peluang dari kupon, diskon, atau potongan harga sekilas memang remeh-temeh. Tapi begitu terakumulasi dalam sebulan, nominalnya bisa untuk mengongkosi kebutuhan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya