SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak cerdas (Pixabay.com/Lifehack.com)

Tips asuh anak mengulas tentang bimbingan orang tua kepada sang buah hati.

Solopos.com, SOLO — Setiap orang tua pasti ingin mempunyai anak cerdas. Lalu, apa saja yang sebaiknya dilakukan orang tua untuk membentuk kecerdasan anak secara seimbang?

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Nah, terkait dengan hal itu, kali ini akan dibahas tentang hal-hal yang sebaiknya dilakukan orang tua, untuk mengarahkan anak agar tumbuh menjadi pribadi berilmu dan berkarakter baik.

Sebagaimana dikutip Solopos.com dari Lifehack, Jumat (27/5/2016), ada enam hal yang perlu dipahami dan dilakukan orang tua kepada sang anak. Salah satunya adalah membiasakan diri untuk menunjukkan aktivitas-aktivitas kreatif dan memunculkan kesan pintar. Tentu saja, hal ini membutuhkan konsistensi orang tua dan tidak hanya bersifat periodik.

1. Berpikir Terbuka
Ketika pasangan suami istri memutuskan untuk memiliki anak, mereka harus paham bahwa membesarkan seorang buah hati perlu banyak ilmu. Kedalaman orang tua dalam memahami keilmuan akan mendorong cara berpikir yang terbuka.

Di era global seperti saat ini, penting bagi orang tua untuk membekali diri dengan banyak ilmu. Dampak positifnya, ketika ada suatu masalah dengan anak atau dalam keluarga, orang tua bisa memberi contoh sikap tenang dan memandang suatu kesalahan sebagai suatu pembelajaran.

Ketika orang tua membiasakan diri berpikir secara terbuka, orang tua bisa memberi banyak pendangan dan perspektif. Ini akan membentuk kecerdasan emosi anak, sekaligus membuatnya terpicu untuk belajar dengan baik, agar memiliki pandangan yang luas sebagaimana orang tuanya.

2. Kurangi Aturan Kaku
Jangan membuat peraturan yang terkesan kaku untuk anak. Di masa keemasan mereka, orang tua harus sabar dalam menghadapi sifat keingintahuan mereka. Berbahagialah ketika anak Anda mengajukan banyak pertanyaan. Ini tandanya, anak Anda memiliki kreativitas yang baik dan keinginan berkembang yang kuat.

Aturan kaku ini biasanya berkaitan dengan norma-norma di masyarakat. Sebagai orang tua, Anda harus bisa berpikir dan bersikap secara proporsional ketika anak Anda melakukan sesuatu yang barangkali “nakal”. Jelaskan secara baik tentang ketidaksesuainnya tersebut. Jangan lupa, jelaskan pula konsekuensi dari setiap tindakannya. Tentu saja, penggunaan bahasa Anda harus disesuaikan dengan usia anak.

3. Biarkan Anak Merasa Bosan
Poin tentang “kebosanan” ini penting. Jangan berpikir sempit soal kata bosan. Ada kalanya, orang tua perlu membiarkan anaknya merasakan kebosanan terhadap sesuatu. Mari kita ambil contoh. Ketika anak sedang sangat antusias dengan bongkar pasang lego, berikan keleluasaan baginya untuk bermain lego.

Ketika anak sudah bosan, ia akan secara otomatis mencari-cari sesuatu yang baru. Nah, di titik ini, sebenarnya kreativitas anak akan berkembang. Amatilah hal baru apa yang ia lakukan untuk keluar dari kebosanannya. Bila anak Anda terlalu lama nyaman dengan sesuatu, Anda patut mendiskusikan hal itu dengannya. Gunakan waktu diskusi ini untuk menstimulasi si anak agar antusias melakukan hal-hal yang lebih menantang baginya.

4. Tunjukkan Aktivitas “Pintar”
Tak ada satu orang pun di dunia ini yang mengetahui segalanya. Namun begitu, bukan berarti Anda sebagai orang tua bebas saja melakukan bermacam-macam aktivitas. Ingat, di masa keemasan, memori anak akan cepat menyerap hal-hal visual di sekitarnya.

Terkait dengan itu, sebagai orang tua, Anda harus memberi contoh aktivitas-aktivitas yang bermutu dan bermanfaat utnuk menggugah karakter unggul mereka. Tak perlu muluk-muluk, bila Anda ingin si buah hati tumbuh sebagai pembaca dan pembelajar yang baik, maka tunjukkan aktivitas membaca buku Anda kepada sang anak.

Apakah hanya membaca? Tidak. Anda bisa pula melakukan kegiatan yang melibatkan kreativitas dan motorik anak, seperti mendongeng dengan gerakan dan suara yang bermacam-macam.

5. Ambil Risiko
Bimbinglah anak menjadi pribadi yang pemberani. Beri dorongan buah hati untuk selalu bersemangat menyambut setiap hal baru dalam hidupnya. Tanamkan kepada anak bahwa setiap orang di dunia harus berani mencoba dan mengambil risiko dari setiap petualangannya. Hiburlah anak Anda ketika ia mengalami kegagalan. Selalu selipkan nasihat bahwa kegagalan bukan sesuatu yang bisa merobohkan cita-citanya untuk menjadi orang baik dan cerdas.

6. Kenalkan Musik
Mengenalkan musik kepada sang anak bukan berarti harus menjadikannya seorang pekerja seni atau musisi di masa mendatang. Berdasarkan penelitian, alunan musik bisa membantu perkembangan otak anak. Selain itu, mengenalkan satu bentuk kesenian kepada anak bisa menumbuhkan karakter ceria dalam diri anak. Anda tidak ingin kan anak Anda tumbuh jadi seorang pemurung?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya