SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibu dan anak (Emmagem.com)

Tips asuh anak berikut mengenai pola mendidik anak yang tepat.

Harianjogja.com, SLEMAN—Orangtua selalu ingin anak-anak menjadi anak yang baik, maka orang tua perlu memperhatikan cara mereka ketika mendidik anaknya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Elementary Teacher Olifant Elizabeth Pradipta mengungkapkan, ada beberapa contoh tindakan yang terkadang orangtua tidak menyadari bisa menjadikannya sebagai pemicu pengalaman kurang menyenangkan bagi anak. Adapun tindakan tersebut yakni, pertama, mengajarkan kemandirian terlalu awal atau pada tingkat kematangan usia dan perkembangan yang belum tepat.

“Misalnya, jika orangtua memaksakan anak masuk ke sekolah lebih cepat dari usianya,” ujar dia dalam rilisnya, Rabu (30/12/2015).

Ia menjelaskan, tindakan itu dapat mengakibatkan anak menjadi benci sekolah atau tantrum saat di sekolah, sebelum berangkat sekolah, atau sama sekali tidak tertarik dengan kegiatan di sekolah. Sebaiknya orangtua memberikan stimulus yang tepat bagi anak sesuai dengan usia dan tahap tumbuh kembangnya.

Kedua, sikap tegas yang terlalu berlebihan dalam menerapkan peraturan. Contohnya, memarahi anak ketika tidak dapat mencapai target yang orangtua harapkan. Akibatnya, anak cencerung melawan ketika orang tua memarahi atau anak semakin kehilangan kepercayaan diri karena merasa selalu salah.

“Pastikan aturan yang diterapkan sesuai dengan usia anak, kematangan otak dan mental anak, dimengerti oleh semua pihak, masuk logika dan diberlakukan secara konsisten,” ujar dia.

Ketiga, memasukkan anak ke dalam kelas atau kegiatan yang tidak diminati atau disukai. Akibatnya, anak akan membenci les tersebut atau bahkan akan menolak untuk datang dan masuk ke dalam kelas. Orangtua seharusnya memastikan ketika anak mengikuti les atau kelas tertentu, memang merupakan pilihan anak.

Keempat, proteksi yang berlebihan, misalnya jika anak mengikuti kegiatan yang melibatkan fisik seperti olahraga dan outbound sekolah kemungkinan anak untuk jatuh, terbentur, terlibat fisik dengan temannya sangatlah besar. Terkadang, orangtua akan memproteksi secara berlebihan kepada anak untuk mencegah kemungkinan terjadinya kejadian-kejadian tersebut.

Hal ini bisa membuat anak akan cenderung takut untuk mencoba melakukan kegiatan fisik tersebut. Hal ini dapat mengurangi stimulus yang seharusnya anak dapatkan dari kegiatan tersebut, anak bahkan tetap akan mengikuti kegiatan tersebut tanpa sepengetahuan orangtua.

“Sikap yang bisa orangtua ambil dalam menghadapi hal tersebut adalah membiarkan anak bereksplorasi seluas-luasnya, namun tetap damping anak selama proses eksplorasi tersebut,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya