SOLOPOS.COM - Enam siswa dari SD Mutiara Persada berhasil meraih juara dalam lomba Bahasa Mandarin yang diselenggarakan dalam even Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) di Ketandan, Selasa (7/2/2017).(IST/SD Mutiara Persada)

Tionghoa Jogja, BKPBT menggelar lomba bahasa mandarin.

Harianjogja.com, JOGJA — Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Tionghoa (BKPBT) DIY menggelar Lomba Bahasa Mandarin International Hanyu Qiao di even Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) Ketandan, Minggu (5/2/2017). Lomba ini sekaligus untuk menyeleksi peserta dari DIY yang akan maju lomba bahasa Mandarin tingkat nasional.

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

Kegiatan ini diikuti 16 Peserta SMA/SMK dari enam sekolah dan delapan peserta dari Sekolah Vokasi UGM Program Studi Mandarin. Lomba dilaksanakan dengan standar Hanyu Qiao tingkat nasional, yaitu pidato, tanya jawab, dan pertunjukan seni budaya. Panitia pelaksana mengundang tiga juri dari Jurusan Pengajaran Bahasa Mandarin bagi penutur Asing dari Guangxi Minzu University. Lomba ini menyediakan tropi untuk juara 1-3, juara favorit, juara pidato, dan juara pertunjukan bagi masing-masing kategori peserta.

Ekspedisi Mudik 2024

Nicodemus Sanny selaku Sekretaris BKPBT mengatakan, lomba kali ini berbeda dengan pelaksanaan lomba tahun sebelumnya. Tahun ini, untuk pertama kalinya lomba Mandarin memasukkan sesi pertunjukan seni budaya. “Ternyata para peserta dapat menampilkan dengan baik dan menarik,” katanya pada Harian Jogja, Rabu (8/2/2017).

Ada pula sesi tanya jawab yang memunculkan interaksi langsung antara peserta dengan juri. Keberanian dan ketepatan menjawab menjadi poin utama penilaian. Sanny mengatakan, tingkat kesulitan dalam tanya jawab kali ini meningkat dibandingkan tahun lalu. Tahun ini sudah tidak ada pilihan jawaban sehingga dalam waktu 60 detik, peserta diminta menjabarkan sendiri jawabannya.

Dengan standar kesulitan yang meningkat, seleksi Hanyu Qiao DIY semakin mendekati pola lomba tingkat nasional. “Ini menandai level pembelajaran Bahasa Mandarin mulai selevel dengan daerah yang selama ini menjadi daerah keunggulan [dalam Bahasa Mandarin], seperti DKI, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, dan Bangka Belitung,” tuturnya.

Ia mengatakan, dari tahun ke tahun peserta lomba Bahasa Mandarin yang dilakukan bertepatan dengan even PBTY semakin banyak diminati. Tidak hanya masyarakat etnis Tinghoa saja tetapi juga non-Tionghoa. Sanny menghitung, untuk kategoriSMA/SMK ada 30% peserta non-Tionghoa sementara untuk kategori perguruan tinggi mendominasi 70% dari seluruh total peserta yang ada. Hal ini membuktikan, keinginan masyarakat umum untuk belajar dan mengaplikasikan kemampuan berbahasa Mandarin semakin tinggi.

Lomba ini dilakukan selama tiga jam. Piala-piala yang disediakan Jogja Chinese Art and Culture Center (JCACC) diserahkan oleh Penasehat BKPBT DIY Budi Irawan dan tiga juri kepada para pemenang kategori perguruan tinggi dan kategori SMA/SMK. “Juara satu, juara dua, dan juara favorit dari masing-masing kategori akan menjadi wakil DIY untuk mengikuti Lomba Hanyu Qiao tingkat nasional pada Mei mendatang,” katanya.

Sanny mengatakan, tahun ini seleksi untuk wilayah DIY dimajukan dan digelar bersamaan dengan even PBTY karena ingin memberi waktu yang lebih panjang bagi para pemenang untuk bisa mempersiapkan diri lebih baik. Harapannya, kata dia, para peserta bisa meraih hasil yang lebih baik saat lomba nasional berlangsung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya