SOLOPOS.COM - Workshop Test And Treat, penambahan layanan tes dan pengobatan HIV/AIDS di Alana Solo, Rabu (30/11/2022). (Solopos.com/Nova Malinda)

Solopos.com, BOYOLALI — Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Puji Astuti terus mengupayakan peningkatan temuan kasus baru HIV/AIDS di wilayahnya.

Salah satu upayanya yakni dengan mewajibkan ibu hamil dan penderita tuberkulosis (TB) Paru untuk melakukan HIV/AIDS. Menurut Puji, penderita TB Paru berpotensi terkena virus HIV/AIDS dan sebaliknya.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Biasanya itu keduanya mengikuti,” jelas dia saat ditemui di sela Workshop Test And Treat di Alana Solo, Rabu (30/11/2022).

Puji menjelaskan penemuan HIV yang semakin banyak bisa menjadi bukti komitmen serius pemerintah dalam menangani HIV/AIDS.

Ekspedisi Mudik 2024

“Ketika kami mengetahui itu semakin tinggi, artinya skrining kami makin bagus. Kami berharap bahwa yang ketemu itu diobati, dan tidak menularkan ke yang lain,” kata Puji.

Baca juga: 7 Pasien DBD Sukoharjo Meninggal Dunia: Ini Cara Hindari DBD!

Puji menjelaskan temuan kasus HIV di Boyolali semakin meningkat, hal tersebut lebih memudahkan tim medis memberikan menanganan dan melakukan tracking kasus HIV.

Sehingga banyak pasien yang lebih cepat tertangani. Bertepatan dengan hari HIV/AIDS sedunia, Puji mengharapkan temuan-temuan kasus baru di Boyolali semakin banyak yang artinya pasien yang tertangani bisa semakin banyak.

“Temuan AIDS makin banyak, yang dilayani makin banyak, orang makin ada kesadaran untuk berperilaku yang baik. Kemudian yang merasa aada gejala cepat berobat, sehingga bisa diketahui lebih cepat dan bia dilakukan tindakan dengan lebih baik,” kata puji.

Puji mengakui kasus HIV/AIDS layaknya gunung es. Kasus yang terlihat hanya di permukaan, kata Puji, padahal di dasarnya banyak sekali kasus yang belum terungkap.

Baca juga: 25 ODHA Terima Bantuan Kewirausahaan dari Kemensos, KPA Solo: Biar Mandiri

Di Boyolali itu bisa dilihat dari kasusnya yang semakin lama semakin tinggi ditemukan.

Sementara Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Boyolali, Teguh Tri Kuncoro, menyebutkan ada 394 orang secara akumulasi yang terkena HIV/AIDS dan menjalani pengobatan. Dari total kasus akumulasi di Boyolali sebanyak 572 pasien.

“Dari 572 orang itu ada yang menghentikan pengobatan, ada yang sudah meninggal,” kata dia di lokasi yang sama.

Dalam satu tahun, Teguh menyebutkan kasus HIV/AIDS di Boyolali per Oktober 2022 ada sebanyak 88 ODHA baru, dan mereka telah didorong untuk menjalani pengobatan.

Baca juga: Kembalikan Komando Vaksinasi Covid-19 ke Dinas Kesehatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya