SOLOPOS.COM - Para pemain Timnas Putri Indonesia. (Twitter @PSSI)

Solopos.com, MUMBAI — Timnas Putri Indonesia kembali menelan kekalahan di ajang Piala Asia Wanita setelah ditundukkan Thailand dengan skor 0-4, Senin (24/1/2022). Sebelumnya, Garuda Pertiwi babak belur dihajar Australia dengan skor 0-18.

Bertanding di Stadion Patil, Navi Mumbai, India, Indonesia bermain cukup efektif selama 25 menit babak pertama. Timnas Putri Indonesia berhasil menahan serangan Thailand dan beberapa kali mengancam pertahanan lawan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun pada menit ke-27 Kanyanat Chetthabut mampu membuka keunggulan Thailand. Gol itu membuat Thailand terus menggempur Timnas Indonesia. Dalam laga itu Kanyanat Chettabut sukses mencetak hat-trick pada menit ke-36 dan menit ke-71. Satu gol penutup Thailand dicetak oleh Irravadee Makris menit ke-76.

Baca Juga: Jadi Bulan-bulanan Lagi! Timnas Putri Indonesia Kalah 0-4 dari Thailand

Hasil ini membuat Indonesia terdampar di dasar klasemen Grup B Piala Asia Wanita. Dua hasil negatif secara beruntun ini nyaris menutup peluang Indonesia untuk lolos dari fase grup.

Dalam laga itu, Indonesia bermain dengan beban sangat tinggi setelah kalah telak 0-18 dari Australia. Bahkan skuat Garuda sempat mengalami stres berat melihat komentar netizen.

“Mereka sedikit stres karena sudah kalah 0-18, lalu melihat komentar dari teman-teman ‘netizen’. Pemain sepak bola wanita ini sensitif, jadi mohon kerja samanya untuk selalu mendukung kami,” ujar Rudy dikutip Antara, Senin (24/1/2022).

Mereka mampu menerima dengan lapang dada bahwa apapun hasil pertandingan di Piala Asia Wanita merupakan proses untuk menjadi lebih baik. Rudy Eka pun berharap hasil dari pertandingan versus Australia membangunkan sepak bola putri nasional dari tidur.

Baca Juga: Walah! Timnas Putri Indonesia Dibantai Australia 0-18

Menurutnya idealnya bisa membuat sebuah kebijakan yang dapat melahirkan banyak pesepak bola putri berbakat. “Sekarang di PSSI sudah ada Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia. Jadi sekarang bagaimana kontribusi, kerja sama federasi dan asosiasi untuk menciptakan bibit-bibit baru pemain sepak bola wanita. Memang itu tidak mudah. Namun kita semua harus bekerja keras,” tutur Rudy.

Indonesia pun datang ke turnamen tanpa pemain yang aktif di liga putri lantaran kompetisi ditiadakan sejak tahun 2020 karena pandemi. Liga 1 Putri Indonesia tahun 2019 menjadi kompetisi reguler sepak bola perempuan pertama dan terakhir sampai saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya