SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung melakukan swafoto usai memberikan bantuan di kawasan terdampak letusan gunung Semeru di dusun Umbulan, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (8/12/2021). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc

Solopos.com, LUMAJANG — Tim search and rescue (SAR) gabungan akan fokus menyisir wilayah Desa Sumberwuluh dan Curah Kobokan untuk mencari 13 orang warga yang dinyatakan hilang pascaerupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Sabtu (4/12/2021).

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, memperbarui data jumlah korban dan warga terdampak erupsi Gunung Semeru.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Data korban jiwa per hari ini Kamis [9/12/2021] tercatat korban meninggal dunia 39 orang dan hilang 13 orang. Petugas di lapangan masih terus melakukan identifikasi dan verifikasi terhadap warga meninggal,” kata Abdul dalam keterangan tertulis, seperti dilansir Liputan6.com, Kamis (9/12/2021).

Baca Juga : Update Lokasi Rawan di Semeru, PVMBG: Peta Geologi Tak Ingkar Janji

Tim SAR masih berupaya mencari warga yang dinyatakan hilang akibat peristiwa tersebut. Dia menargetkan tim SAR fokus menyisir sejumlah desa selama enam hari ke depan.

“Fokus di wilayah Kampung Renteng Desa Sumberwuluh dan wilayah Desa Curah Kobokan,” ujar dia.

Abdul juga membagikan data warga terdampak erupsi Semeru. Jumlahnya meningkat dibandingkan sebelumnya. Mereka mengungsi di ratusan posko tersebar di tiga kabupaten yakni Lumajang, Malang, dan Blitar.

Baca Juga : 31 Dokter Hewan Cek Kesehatan Ternak Terdampak Erupsi Gunung Semeru

Posko Tanggap Darurat

“Data pos komando [Posko] tanggap darurat awan panas dan guguran Gunung Semeru pada Rabu [8/12/2021], penyintas 6.022 jiwa yang tersebar di 115 titik pos pengungsian,” ucapnya.

Sebaran penyintas paling banyak di Kecamatan Candipuro 2.331 orang, Kecamatan Pasirian 983 orang, Pronojiwo 525 orang, Tempeh 554 orang, dan Sumbersuko 302 orang. Selain itu, Lumajang 271 orang, Pasrujamber 212 orang, Sukodono 204 orang, Kunir 127 orang, dan Tekung 67 orang.

Lokai lain di Senduro 66 orang, Padang 62 orang, Jatiroto 59 orang, Kedungjajang 50 orang, dan Klakah 45 orang. Posko lainnya di Yosowilangun 40 orang, Rowokangkung 37 orang, Ranuyoso 26 orang, Randuagung 24 orang, Tempusari 23 orang, dan Gucialit 14 orang.

Baca Juga : Alami Hipotermia, Pendaki Gunung Merbabu Dievakuasi

Abdul juga menyatakan akan berupaya mengoptimalkan sejumlah layanan dasar, seperti operasional dapur umum untuk menambah kapasitas masakan, kebutuhan toilet portabel, dan ruang nyaman untuk pengungsi.

“Terkait hal alokasi tempat pengungsian, posko masih mengidentifikasi fasilitas pendidikan yang aman dan dapat dimanfaatkan untuk pemindahan para penyintas,” tutur dia.

Warga terdampak erupsi Semeru mengalami kerugian rumah dan hewan ternak. BNPB mendata rumah terdampak 2.970 unit dan 3.026 ekor hewan ternak. Data tersebut bersifat sementara.

Baca Juga : Kampung Belanda Solo: Dulu Ada 150 Bangunan Kuno, Kini Hanya Separonya

Dia juga merinci hewan ternak terdampak, yakni sapi 764 ekor, kambing 684, dan unggas lainnya 1.578 ekor. Fasilitas umum terdampak, yakni sarana pendidikan 42 unit, sarana ibadah 17, satu fasilitas kesehatan, dan satu jembatan rusak.

Selaitu itu, satu unit mobil Toyota Hilux milik tim SAR Universitas Negeri (UNS) Solo terendam banjir lahar dingin Gunung Semeru di wilayah Kamar Kajang, Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, pada Selasa (7/12/2021). Tidak ada korban jiwa akibat kejadian itu. Tim sukarelawan berhasil keluar dari mobil sebelum mobil tersebut terendam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya