SOLOPOS.COM - Tim SAR gabungan mencari korban tenggelam di muara Sungai Serang, Pantai Glagah, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulonprogo, pada Kamis (6/1/2022). (Harian Jogja/Hafit Yudi Suprobo)

Solopos.com, KULONPROGO — Pencarian korban tenggelam di muara Sungai Serang, Pantai Glagah, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulonprogo, berlanjut pada Kamis (6/1/2022).

Satu korban, Radinka Putri, 9, warga RT 006/RW 001, Pusporenggo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, masih belum ditemukan. Diberitakan sebelumnya, empat wisatawan asal Musuk, Kabupaten Boyolali itu tenggelam di Sungai Serang, kawasan Pantai Glagah, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (5/1/2022) sore pukul 17.30 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari empat wisatawan itu, dua di antara, Ismadi, 47, dan Zulfa Ulil Absa, 16, berhasil diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit. Selain itu, satu orang meninggal, Fatih Deandra Auliaska, 16. Satu orang lagi masih belum ditemukan, Radinka Putri, 9.

Baca Juga : Ini Kronologi 4 Warga Musuk Boyolali Hanyut di Sungai Serang Kulonprogo

Ekspedisi Mudik 2024

Koordinator Posko SAR Gabungan Glagah, Seto Satrio Wicaksono, mengatakan empat regu diturunkan mencari korban. Satu regu mencari korban dari titik pemecah ombak ke sisi timur sejauh satu kilometer.

Kemudian, regu kedua mencari dari pemecah ombak ke sisi barat sejauh satu kilometer. “Selanjutnya, regu ketiga dari posko SAR gabungan ke arah utara sejauh satu kilometer. Regu keempat ini regu air. Fokus menyelam di sekitar lokasi kejadian,” kata Seto saat dikonfirmasi di lokasi pada Kamis (6/1/2022).

Seto menceritakan belum ada kendala hingga Kamis siang ini. “Kami terus berusaha mencari korban,” tutur Seto.

Baca Juga : Satu Keluarga Asal Boyolali Hanyut di Pantai Glagah, 1 Meninggal

Upaya pencarian dilakukan sejumlah personel, dari unsur TNI AL, Basarnas Yogyakarta, Satlinmas Kulonprogo, dan Polri. “Untuk lokasi kejadian, titik kedalaman sekitar 5-6 meter. Kami juga mendapatkan informasi teman-teman dari Ditpolairud Polda DIY akan menerjunkan drone bawah air,” jelasnya.

Berdasarkan standar operasional prosedur Basarnas Yogyakarta, proses pencarian akan dilaksanakan selama tujuh hari terhitung sejak kejadian, Rabu (5/1/2022) malam.

“Terhitung sejak kemarin [Rabu] sampai tujuh hari ke depan. Seandainya tujuh hari tidak ditemukan proses pencarian bisa dihentikan. Ada kemungkinan bisa diperpanjang berdasarkan temuan, misalnya baju korban atau yang lain,” ungkapnya.

Baca Juga : Isi Wasiat Pangeran Samudro yang Disalahartikan Peziarah Gunung Kemukus

Keluarga Korban

Hari kedua pencarian korban diwarnai isak tangis ibu maupun ayah korban. Ibu korban, Suranti dan ayah korban, Ismadi, tak henti-hentinya menangis dan berharap anaknya lekas ditemukan.

Bahkan, ayah korban sempat tak sadarkan diri hingga dilarikan ke RS menggunakan ambulans. Sebelumnya, Harian Jogja sempat berbincang dengan ayah korban.

Ayah korban mengaku sempat berupaya menyelamatkan anaknya, tetapi takdir berkata lain. Kedua anaknya tidak tertolong.

Baca Juga : Petani di Patihan Jadi Korban ke-23 Jebakan Tikus Berlistrik di Sragen

“Kami bawa mobil dari Boyolali untuk mengantarkan pindahan keponakan saya. Pindah rumah karena kuliah di Jogja. Kami sempat jalan-jalan ke Bandara YIA kemudian ke sini, Pantai Glagah,” ujar Ismadi.

Ismadi dan sang istri tidak ikut mandi di laut. Sedangkan, kedua anaknya dan satu keponakan mandi di laut. Saat waktu menunjukkan pukul 17.15 WIB, Ismadi meminta anaknya segera naik ke darat karena hampir maghrib.

Ia dan sang istri sempat membelikan baju untuk anaknya karena tidak membawa pakaian ganti. “Nak, ayo sudah pulang. Saya sempat naik sama uminya [ibunya]. Tapi air tiba-tiba naik. Saya lihat anak saya manggil abi-abi [bapak-bapak]. Saya langsung lepas semua dan lari ke anak. Saya sempat dorong anak saya ke daratan. Tapi, Allah SWT tidak mengizinkan,” ujar Ismadi sembari meneteskan air mata.

Baca Juga : 10 Berita Terpopuler: Pangeran Samudro – Misteri Lapas Nusakambangan

Selain Ismadi, dua orang lain yang tenggelam adalah anaknya dan satu orang lagi keponakannya. Ismadi menuturkan korban yang belum ditemukan, Radinka Putri, 9, merupakan anak bungsunya.

“Saya tidak tahu airnya tiba-tiba pasang,” kata Ismadi sesenggukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya