SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jon Koplo, bakul klithikan di Ngarsoporo yang tinggal di Serengan, Solo, kali ini benar-benar apes.

Suatu hari, di saat  warungnya lagi sepi pembeli, tiba-tiba ia ditelepon anak lanang-nya yang masih duduk di bangku SMA.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Pak, aku kena mokmen neng cedhak  Sriwedari,” wadul anaknya.

Ekspedisi Mudik 2024

Yo wis, Bapak mrono saiki, tak rampungane. Nek mung pulisi Serengan Bapak kenal kabeh,” jawab Koplo kemlinthi.
Saat itu juga Koplo memacu motornya menuju ke tempat anaknya ditilang. Namun setelah sampai di lokasi, Koplo benar-benar njenggirat kaget, karena lokasi mokmen ternyata bukan di daerah Serengan, melainkan Laweyan. Terang saja, di antara polisi-polisi yang bertugas di situ tak satu pun yang dia kenal.

Upaya melobi polisi agar melepaskan anaknya pun tidak berhasil. “Maaf Pak, kalau memang belum cukup umur sebaiknya anak Bapak jangan pakai motor sendiri. Lebih baik antar jemput saja,” saran polisi yang bernama Tom Gembus.

“Wah, kalau antar-jemput saya nggak bisa Pak. Saya kan jualan? Dagangan saya siapa yang nunggu?” eyel Koplo.

“Kalau begitu naik bus saja,” jawab Pak Gembus sakenanya sembari menulis surat tilang.

Saat menerima surat tilang, Jon Koplo tambah kaget lagi, karena ia menerima dua surat tilang sekaligus. “Surat yang satu untuk anak Bapak yang tidak mempunyai SIM, yang satunya lagi untuk Bapak sendiri, karena Bapak tidak menyalakan lampu,” terang Pak Polisi.

Mak pleeenggg… Koplo hanya bisa memegangi kepalanya yang cenut-cenut.

Ia baru sadar saat menyongsong polisi tadi  lupa menghidupkan lampu motornya. Ealah, nangsib-nangsib...

(Anton, Joyotakan RT 08/RW V, Serengan, Solo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya