SOLOPOS.COM - Pengamat Ekonomi UMS, Anton A. Setiawan (kanan) bersama Presiden Direktur Solopos Media Group (SMG), Arif Budisusilo dalam acara Webinar Series Nyengkuyung G20 dengan tema Penguatan Industri dan UMKM Sebagai Penggerak Percepatan Pemulihan Ekonomi, yang digelar Solopos Media Group (SMG) dan Harian Jogja dan didukung oleh OJK, Prodia, Telkom dan BPD DIY. (Tangkapan Layar)

Solopos.com, SOLO — Pengembangan UMKM tidak dapat mengandalkan hanya dari campur tangan pemerintah maupun mengandalkan kekuatan dari UMKM itu sendiri. Semua pihak disebut harus bisa berperan untuk menciptakan UMKM yang Tangguh dan berkembang.

Pengamat Ekonomi UMS, Anton A. Setiawan, mengatakan perlu upaya komprehensif yang dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah dan para pengusaha dalam membangun UMKM.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Hal itu menjadi positif, sebab di Indoensia ini sering terjadi dilema dalam industrial policy, atau pemberian kebijakan bagi industri. Apakah akan memilih industri tertentu untuk dikembangkan. Dulu pernah berkembang one village one produc. Artinya ada satu kawasan yang ada produk unik yang dikembangkan. Kemudian hanya memberikan misalnya iklim investasi itu dan membiarkan berkembang,” kata dia dalam Webinar Series Nyengkuyung G20 dengan tema Penguatan Industri dan UMKM Sebagai Penggerak Percepatan Pemulihan Ekonomi, yang digelar Solopos Media Group (SMG) dan Harian Jogja dan didukung oleh OJK, Prodia, Telkom dan BPD DIY.

Dia mengatakan, secara ideal, UMKM tidak bisa berkembang sendiri. Dalam perkembangannya UMKM dapat membentuk klaster. Hal itu karena UMKM memiliki sumber daya terbatas baik dari sisi modal, peralatan maupun SDM.

“Berdasarkan penelitian kami sejak 2010, di beberapa klaster di jawa, itu di klaster yang bisa naik kelas, misalnya dalam satu klister ada 200 UMKM, yang naik kelas hanya 4 atau 5 UMKM dan mereka yang akan menjadi motor penggerak. Kata kuncinya memang UMKM tidak bisa bergerak sendiri, harus ada person atau pengusaha yang jadi pendorong pada level mikro,” kata dia.

Baca Juga: Webinar Nyengkuyung G20: Pemberdayaan UMKM Harus Lebih Menantang

Pengembangan klaster juga dinilai akan bermanfaat ketika orientasinya sudah ekspor. Diketahui, permintaan barang untuk ekspor terkadang juga besar.

“Kalau tidak membentuk klaster, produksinya akan mengalami kendala. Ketika ada order banyak mereka harusnya siap. Sementara tidak semua IKM siap. Itu belum masalah standar kualitas,” lanjut dia.

Di sisi lain, menurutnya pemerintah perlu memperkuat upaya pengembangan UMKM tersebut melalui kebijakan lintas sektoral. Hal itu untuk mengantisipasi ketika pengembangan UMKM yang dilakukan oleh kalangan pengusaha juga membutuhkan ruang antar wilayah.

Sebelumnya pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan, Kadin Indonesia, Bambang Brojonegoro, mengatakan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) saat ini harus memasuki tahap baru yang lebih menantang serta memiliki target. Hal itu dibutuhkan agar pemberdayaan UMKM lebih optimal dan memiliki daya saing bahkan di tingkat internasional.

Baca Juga: Dukung UMKM, Pemerintah Berikan Berbagai Insentif dan Pembiayaan

“Pemberdayaan UMKM harus memasuki tahap baru yang lebih menantang dan memiliki target. Sebab pemberdayaan UMKM sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. Dibuktikan sudah ada kementerian yang Khusus menangani UMKM. Barangkali yang masih kurang adalah upaya lebih disiplin mencapai target pembinaan UMKM,” kata dia.

Dia berharap cara-cara yang dilakukan dalam pemberdayaan UMKM tidak sekedar mengulang atau mengandalkan CSR. Tapi harus diupayakan pengembangan memakai ekosositem lebih lengkap. Dengan begitu ke depan bisa lebih banyak UMKM yang naik kelas. Jika sebelumnya usaha mikro meningkat menjadi kecil, kemudian yang kecil meningkat menjadi menengah, dari menengah ke besar.

“Harapan kami nanti yang mikro ke kecil dan menengah menenagah ini yang semakin banyak. Ini yang perlu didorong, yakni agar UMKM naik kelas,” lanjut dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya