SOLOPOS.COM - Wali Kota Madiun, Maidi, saat berkoordinasi dengan Forkopimda serta pengurus 14 perguruan silat di gedung GCIO Pemkot Madiun, Selasa (28/7/2020). (Istimewa/Pemkot Madiun)

Solopos.com, MADIUN – Seluruh pesilat dari berbagai daerah dilarang masuk ke Kota Madiun pada peringatan 1 Muharam atau 1 Sura tahun ini. Larangan ini disebabkan pandemi Covid-19 masih mengancam kesehatan.

Sehingga diputuskan tidak ada kegiatan yang mengumpulkan orang dalam jumlah besar dan berpotensi menimbulkan kerumunan. Hal itu menjadi keputusan dalam rapat antara wali kota bersama Forkopimda serta pengurus 14 perguruan silat di gedung GCIO Pemkot Madiun, Selasa (28/7/2020).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam forum itu juga diputuskan tidak ada kegiatan Suran Agung yang diselenggarakan pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW). Begitu pula dengan kegiatan Suroan yang diselenggarakan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Lokasi Penemuan Harta Karun di Jogonalan Klaten Katanya Bekas Permukiman Pejabat Kerajaan

Biasanya ada ribuan pesilat dari berbagai daerah datang ke Madiun untuk berziarah ke makam leluhur mereka.

Wali Kota Madiun, Maidi, mengatakan dalam forum ini sudah disepakati tidak ada kegiatan yang menimbulkan kerumunan massa saat peringatan 1 Sura. Seluruh perwakilan dari 14 perguruan silat, termasuk PSHT dan PSHW juga berkomitmen tidak menyelenggarakan kegiatan yang mengundang massa.

"Biasanya memang banyak kegiatan dari pesilat setiap 1 Muharam. Tapi, instruksinya kan harus taat pada protokol kesehatan. Karena saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19," kata Maidi seusai rapat.

Keseharian Editor Metro TV Sebelum Ditemukan Meninggal: Sering Makan Ayam Huhah Bareng Adik

Kegiatan Internal Diizinkan

Dia mempersilakan bagi perguruan silat yang akan menyelenggarakan kegiatan internal seperti pengesahan warga. Namun, untuk kegiatan pengesahan hanya khusus bagi pesilat dari Kota Madiun.

"Pendekar luar kota jangan masuk dulu. Kita saling menjaga. Jangan sampai pendekar dari luar kota ke sini," kata dia.

Maidi takut kalau nanti ribuan pesilat yang datang ke Madiun bisa menimbulkan klaster baru persebaran Covid-19. Apalagi nanti yang menjadi sorotan dan kambing hitam adalah para pesilat.

Kisah Suroto Magelang, 10 Tahun Kurung Diri di Kamar Sejak Erupsi Merapi Tak Pernah Mandi 

"Saya tidak ingin pesilat ini dijadikan kambing hitam kalau ada klaster baru. Tidak boleh masuk ke Madiun. Nanti saja kalau sudah normal," jelas Maidi.

Lebih lanjut, wali kota mengatakan pemkot akan memfasilitasi perguruan silat yang akan melaksankan pengesahan secara online. Pemkot akan meminjamkan perangkat untuk pelaksanaan video conference bagi perguruan silat yang membutuhkan.

"Nanti kalau mau vicon ke ranting-ranting seluruh Indonesia silakan. Akan kita fasilitasi," kata dia.

Menguntungkan! Petani Hidroponik di Madiun Hasilkan Jutaan Rupiah Sekali Panen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya