SOLOPOS.COM - General Manager The Sunan Hotel Solo, Retno Wulandari (kanan) berbincang dengan sutradara Sunan Short Movie berjudul 2nd Encounter, Fanny Chotimah, di Musro The Sunan Hotel Solo, Jumat (30/12/2022). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SOLO — The Sunan Hotel Solo memiliki sesuatu yang spesial di pengujung 2022 dan menyambut 2023 dengan meluncurkan Sunan Short Movie berjudul 2nd Encounter.

Film berdurasi tiga menit tersebut menyuguhkan keindahan Kota Solo dari berbagai sudut kota yang penuh cerita serta The Sunan Hotel Solo yang menjadi bagian dari Kota Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Film pendek tersebut disutradarai pemenang Piala Citra untuk film dokumenter panjang terbaik tahun 2020, Fanny Chotimah. Meski hanya berdurasi tiga menit, Fanny mencoba merekam sudut-sudut Kota Solo yang penuh dengan cerita dan kenangan. Mulai dari tempat wisata, pasar, keraton dan sebagainya.

“Film ini hanya menit menit, tanpa dialog. Ini untuk membebaskan intepretasi penonton dari visual yang ditampilkan,” kata dia saat memeberikan keterangan mengenai film pendek garapannya itu, di Musro The Sunan Hotel, Jumat (30/12/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Unik! Pohon Natal dari 10 Kg Kue Jagung Hadir di The Sunan Hotel Solo

Film 2nd Encounter atau yang memiliki arti pertemuan kedua, mengambil setting di The Sunan Hotel Solo dan beberapa sudut Kota Solo. “Seperti tagline Solo Ya Sunan, jadi bagaimana dalam film itu merekam sudut Kota Solo, ada keraton, line mark Solo, serta bagaimana posisi The Sunan Hotel Solo itu yang memang bagian dari Kota Solo, mengikuti denyut perubahan Kota Solo dari masa ke masa,” lanjut Fanny.

Film tersebut lebih menceritakan tentang kenangan. Bagi sebagian orang, Solo merupakan rumah. Termasauk dirinya yang selalu menganggap Solo sebagai rumahnya. Begitu pula posisi The Sunan Hotel Solo, yang bagi sebagain orang, terutama yang pernah singgah di hotel itu, akan menganggapnya sebagai rumah.

“Orang yang sudah pernah menginap di Sunan tentu akan balik lagi ke Sunan. Begitu juga tokoh di film ini. Waktu kecil, tokoh ini pernah [menginap] di Sunan kemudian bertemu dengan anak laki-laki.  Ternyata setelah belasan tahun kemudian, mereka Kembali dipertemukan di Sunan,” kata dia.

Baca Juga: Apresiasi untuk Veteran Putri dan Pelestari Kebaya di Hari Ibu

Fanny Chotimah lahir di Bandung, 18 November 1983 yang saat ini berdomisili di Solo. Film dokumenter panjang yang menjadi debut pertamanya sebagai sutradara, You and I (2020) sukses meraih penghargaan Piala Citra dan Piala Maya sebagai film dokumenter panjang terbaik.

Dia juga meraih penghargaan Asian Perspective di DMZ International Film Festival Korea dan Next:Wave Award di CPH:DOX Copenhagen, Denmark. Fanny saat ini terlibat di komunitas film Kembang Gula dan memproduseri beberapa film fiksi pendek, di antaranya Aku dan Bineka (2020) dan Rasa(h) (2021).

Sementara itu General Manager The Sunan Hotel Solo, Retno Wulandari, mengatakan film pendek tersebut bisa membangkitkan kegairahan para penikmatnya untuk kembali ‘pulang’ ke Kota Solo. “Fanny Chotimah memang sengaja kami pilih untuk bisa membantu kami mengeksekusi film pendek dari The Sunan Hotel Solo. Lebih dari itu kami juga ingin memberikannya penghargaan, prestasinya luar biasa,” kata dia.

Pada kesempatan tersebut manajemen The Sunan Hotel Solo memberikan apresiasi kepada Fanny Chotimah atas dedikasi, prestasi dan inspirasi serta karya-karyanya yang memberikan warna bagi Kota Solo.

 

 

 

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya