SOLOPOS.COM - Petugas Puskesmas Colomadu I dan II memeriksa jentik-jentik nyamuk di bak air milik warga, beberapa waktu lalu. (Istimewa/Pemerintah Kecamatan Colomadu)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sebanyak 43 desa dari total 177 desa di Kabupaten Karanganyar termasuk daerah endemis penyakit demam berdarah dengue (DBD) per Juni 2021. Hal itu lantaran ke-43 desa tersebut selama tiga tahun berturut-turut selalu terdapat temuan kasus DBD.

Hal tersebut diungkapkan Kasi P2P Dinas Kesehatan Karanganyar, Sri Winarno, ketika dihubungi Solopos.com, Kamis (22/7/2021). Ia mengungkapkan klasifikasi dilakukan berdasarkan data kasus DBD. Selain 43 desa endemis, terdapat klasifikasi lainnya yaitu desa sporadis dan desa potensial DBD.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Bedanya kalau sporadis itu selama tiga tahun terakhir ditemukan kasus DBD tapi tidak setiap tahun. Kalau potensial itu desanya tidak pernah ada kasus selama tiga tahun terakhir tapi jumlah penduduknya padat dan ditemukan jentik-jentik nyamuk lebih atau sama dengan 5%,” ungkapnya.

Baca Juga: Ketimbang Uang, PKL Karanganyar Pilih Ini Untuk Kompensasi PPKM Darurat

Winarno mengatakan untuk menurunkan angka kasus demam berdarah di Kabupaten Karanganyar, langkah yang dilakukan antara lain melakukan gerakan pemusnahan sarang nyamuk (PSN) di wilayah endemis.

Sanitasi Lingkungan Kurang Baik

Berdasarkan data Dinkes, 43 desa endemisitas DBD merupakan daerah di dataran rendah dan padat penduduk. “Faktornya bisa karena perilaku masyarakat untuk PSN yang kurang dan sanitasi lingkungan penduduk yang kurang baik. Itu yang harus diperbaiki untuk mengurangi jumlah desa yang endemisitas,” imbuhnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, Kecamatan Colomadu menjadi wilayah dengan klasifikasi desa endemis DBD terbanyak dibandingkan 17 kecamatan lainnya di Karanganyar.

Baca Juga: Catat Lur! Masa Pendaftaran CPNS dan PPPK di Karanganyar Diperpanjang

Sebanyak 11 desa di Colomadu, Karanganyar, terklasifikasi sebagai wilayah endemis demam berdarah. Praktis, Kecamatan Colomadu menjadi wilayah dengan tingkat kerawanan persebaran penyakit DBD paling tinggi di Karanganyar.

Sementara itu, hasil rekapitulasi jumlah kasus DBD tertinggi hingga pekan ke-27 tahun 2021 berada di wilayah kerja Puskesmas Jaten II dengan temuan 27 kasus. Sedangkan jumlah kasus DBD terendah berada di wilayah kerja Puskesmas Karangapandan sebanyak satu kasus.

Data Desa Endemis Demam Berdarah

Berikut 10 desa endemis DBD di Karanganyar berdasarkan data hingga Juni 2021:

1. Matesih (1 kasus)

2. Jumantono (1 kasus)

3. Karanganyar (6 kasus)

4. Karangpandan (1 kasus)

5. Tasikmadu (4 kasus)

6. Jaten (5 kasus)

7. Kebakkramat (8 kasus)

8. Colomadu (11 kasus)

9. Gondangrejo (4 kasus)

10. Mojogedang (2 kasus)

Sumber : Dinkes Karanganyar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya