SOLOPOS.COM - Rumah terduga teroris, Sunarto, 26, warga Kampung Tempel RT 005/RW 007, Banyuanyar, Banjarsari, Solo, didatangi banyak warga, Kamis (15/12/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Imam Syafii ditangkap anggota Densus 88 karena diduga terlibat aksi pelemparan bom molotov di Solo dan Solo Baru.

Solopos.com, SOLO — Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap dua terduga teroris di Banyuanyar, Rabu (14/12/2016). Kedua terduga teroris tersebut yakni Sunarto, 26, warga Kampung Tempel RT 005/RW 007, Banyuanyar, Banjarsari, dan Imam Syafii, 33, warga Kampung Dukuh RT 003 /RW 006, Perumahan Syariah, Banyuanyar, Banjarsari, Solo.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kedua orang tersebut diduga terkait kasus pelemparan bom molotov di minimarket Alfamart, Serengan, Solo, Sabtu (5/11/2016) dan Candi Resto, Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Sabtu (3/12/2016). Namun demikian, tetangga sekitar tak percaya Syafii terlibat kasus terorisme. Baca juga : 11 Orang Ditangkap Pascabom Bekasi

Seorang tetangga Imam Syafii, Anis Priyo Ansori, mengatakan Syafii ditangkap Densus 88 di wilayah Banyuanyar sekitar pukul 16.30 WIB. Penangkapan itu tidak disertai surat penangkapan sehingga membuat istrinya, Triwahyuni, 25, khawatir dengan kondisi suaminya.

Ekspedisi Mudik 2024

“Lima polisi dari Polsek Banjarsari datang ke rumah Syafii pukul 21.00 WIB memberi tahu kepada keluarga soal penangkapan Syafii,” ujar Anis kepada Solopos.com, Kamis (15/12/2016).

Anis mengatakan Syafii memiliki dua anak yang masih kecil di rumah. Syafii diketahui sebagai orang Boyolali yang tinggal di perumahan tersebut. “Dia [Syafii] orangnya baik kepada warga di perumahan serta selalu aktif mengikuti kegiatan di kampung. Kami tidak percaya Syafii terlibat kasus terorisme,” kata dia.

Anis menjelaskan Syafii tinggal di perumahan itu sejak 2011 dan bekerja sebagai petugas satpam di pabrik distribusi jas hujan di Banyuanyar, Banjarsari. Seorang anggota keluarga Sunarto, Nuri Suwangi, mengatakan menantunya Sunarto menikah dengan anaknya Qurota’ayun, 23, pada 2008.

Sunarto sebelumnya tercatat sebagai warga Desa Karang, Jatiyoso, Karanganyar. “Dia [Sunarto] memiliki tiga anak serta bekerja sebagai karyawan di SDII Jamaludin, Banyuanyar, Banjarsari,” ujar Nuri kepada Solopos.com, Kamis.

Nuri mengatakan menantunya ditangkap Densus 88 pukul 15.00 WIB seusai Salat Asar di Masjid Baiturrahman yang berjarak 20 meter dari rumah. Polisi yang berjumlah puluhan orang membawa Sunarto dengan mobil dalam posisi tangan dilakban.

“Kami mendapatkan informasi Sunarto terlibat kasus pelemparan bom molotov di Serengan dan Grogol. Keluarga tidak percaya Sunarto terlibat karena selama ini orangnya baik,” kata dia.

Ia mengakui pada Rabu malam mendatangi Mapolresta Solo untuk mempertanyakan kejelasan keberadaan Sunarto. Polisi tidak menyertakan surat penangkapan sehingga ia khawatir Sunarto diculik. “Kami khawatir dengan kondisi Sunarto. Keluarga minta Sunarto segera dilepas dan dikembalikan kepada keluarga,” kata dia.

Nuri menjelaskan menurut kabar terbaru dari Polresta Solo, Densus 88 akan melakukan penggeledahan di rumahnya Kamis pukul 08.00 WIB. Namun, sampai pukul 15.30 WIB penggeledahan belum dilakukan.

Ketua RT 005, Thoyani, mengatakan keluarga Sunarto sempat meminta bantuan kepadanya agar menanyakan ke Polresta Solo soal penangkapan itu. Ia mengaku ikut datang ke Mapolresta mendampingi keluarga untuk mempertanyakan keberadaan Sunarto.

Sementara itu, Kasatreskrim Polresta Solo, Kompol Agus Puryadi, mewakili Kapolresta Solo, Kombes Pol. Ahmad Luthfi, membenarkan penangkapan dua warga Banyuanyar oleh Densus 88. Namun, publikasi soal penangkapan itu yang berhak memberikan keterangan adalah Humas Mabes Polri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya