SOLOPOS.COM - tesla.com

Solopos.com, JAKARTA — Produsen mobil listrik Tesla Inc. memberhentikan alias melakukan PHK ratusan pekerja di divisi autopilot perusahaan setelah menutup fasilitas produksi kendaraan listrik di California, Amerika Serikat  (AS).

Dilansir Bisnis dari Bloomberg pada Rabu (29/6/2022), mayoritas karyawan yang di-PHK adalah pekerja dengan bayaran per jam atau hourly workers, menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Orang-orang itu termasuk yang melakukan evaluasi data kendaraan pelanggan yang terkait dengan fitur bantuan pengemudi Autopilot dan melakukan pelabelan data.

Menurut salah satu sumber, banyak dari staf adalah spesialis anotasi data, yang semuanya adalah posisi per jam.

Dengan pemberhentian tersebut, sudah ada total 200 karyawan yang dirumahkan. Sebelumnya, kantor San Mateo memiliki 350 karyawan yang sebagiannya telah dipindahkan ke fasilitas terdekat pada beberapa pekan sebelumnya.

Baca Juga: Luhut: Negosiasi Starlink Sudah Final, Tesla Masih Melambat

Seperti diketahui, pendiri Tesla Elon Musk telah mengatakan bahwa akan memangkas 10 persen staf bergaji tetap atau salaried staff, tetapi akan meningkatkan jumlah pekerja upah per jam.

Perusahaan yang sekarang berbasis di Austin, Texas, telah mengembangkan jumlah karyawan menjadi sekitar 100.000 orang secara global saat membangun pabrik baru di Austin dan Berlin.

Saham Tesla turun kurang dari 1 persen pada penutupan Selasa dan telah jatuh sekitar 34 persen pada tahun ini. Penurunan itu lebih tajam dibandingkan dengan indeks S&P 500 sebesar 20 persen.

Baca Juga: Imbas Lockdown China, Ini yang Dirasakan Tesla Inc

Gugatan Eks Karyawan

Sebelumnya, mantan karyawan Tesla Inc mengajukan gugatan terhadap perusahaan mobil listrik Amerika Serikat besutan Elon Musk itu seusai adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang dianggap melanggar hukum federal.

Dikutip dari laman NDTV, Selasa (21/6/2022), gugatan tersebut merupakan imbas dari perusahaan yang disebut tidak memberikan pemberitahuan sebelumnya terkait kebijakan PHK itu.

Gugatan itu diajukan Minggu (19/6/2022) malam di Texas oleh dua pekerja yang mengatakan mereka diberhentikan dari pabrik raksasa Tesla di Sparks, Nevada pada Juni 2022. Menurut gugatan tersebut, lebih dari 500 karyawan diberhentikan di pabrik Nevada.

Dalam gugatan itu, para pekerja menuduh perusahaan gagal mematuhi Undang-undang (UU) federal tentang PHK massal yang memerlukan periode pemberitahuan 60 hari merujuk pada UU Pemberitahuan Penyesuaian dan Pelatihan Kembali Pekerja.

Baca Juga: Maye Dorong Pertunangan Elon Musk dengan Natasha Bassett

Mereka mencari status class action untuk semua mantan karyawan Tesla di seluruh Amerika Serikat yang diberhentikan pada Mei atau Juni tanpa pemberitahuan sebelumnya. “Tesla baru saja memberi tahu karyawan bahwa pemutusan hubungan kerja mereka akan segera berlaku,” tulis gugatan itu.

Hingga kini, Tesla belum mengomentari berapa banyak karyawan yang terdampak PHK, pun mengenai gugatan yang dilayangkan ke perusahaan.

Sebelumnya pada awal Juni 2022, Elon Musk mengaku memiliki perasaan yang sangat buruk tentang perkembangan ekonomi sehingga Tesla perlu memangkas jumlah karyawan sekitar 10 persen.

Lebih dari 20 orang yang menyebut diri mereka sebagai karyawan Tesla mengatakan mereka diberhentikan atau dibebas tugaskan mulai bulan ini.

Sementara itu, gugatan ini diajukan oleh John Lynch dan Daxton Hartsfield, yang masing-masing dipecat pada 10 dan 15 Juni 2022. Mereka menuntut gaji dan tunjangan untuk periode pemberitahuan 60 hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya