SOLOPOS.COM - Ilustrasi desa wisata. (Antara/Dedhez Anggara)

Solopos.com, JAKARTA – Pengembangan desa wisata dinilai memberikan dampak positif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Bahkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, menyebut dengan adanya desa wisata, perekonomian masyarakat bisa meningkat hingga 30%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia pun menilai pengembangan desa wisata menjadi lokomotif dalam menjaga momentum kebangkitan ekonomi pascapandemi. Hal itu diungkapkan Sandiaga usai berkunjung ke Desa Wisata Sembungan, Minggu (3/7/2022).

“Berdasarkan big data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, kenaikan ekonomi masyarakat dengan adanya desa wisata ini mencapai 30%. Ini menjadikan suatu momentum kebangkitan kita. Di tengah pandemi desa wisata menjadi pilihan,” kata dia dalam siaran persnya.

Baca Juga: Tradisi Potong Rambut Gimbal Kembali Digelar, Bangkitkan Wisata Dieng

Terkait Desa Sembungan, Sandiaga mengatakan desa yang dinobatkan sebagai desa wisata tertinggi di Pulau Jawa itu berhasil masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

“Kita berkomitmen, sudah kita masukkan menjadi program unggulan kita, demokratisasi dari pariwisata ini adalah memberikan dampak pariwisata yang berkeadilan, karena kalau desa wisata ini yang merasakan seluruh masyarakat langsung,” kata Sandiaga.

Dia mengaku menikmati dan mengagumi keindahan alam dan budaya yang ditawarkan oleh Desa Wisata Sembungan di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

“Kami ingin mengucapkan selamat kepada Desa Wisata Sembungan yang masuk dalam 50 desa wisata terbaik. Ini adalah suatu kolaborasi wisata alam, budaya yang sangat fantastis,” kata eks Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Baca Juga: Jumlah Wisatawan ke Gunungkidul Melonjak, Sehari Capai 15.000 Orang

Selama perjalanan menuju objek wisata, wisatawan disuguhkan dengan panorama alam hamparan sawah berundak-undak, berlatar bukit hijau dan dibalut dengan sejuknya udara pegunungan, lantaran berada pada ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Eksotisme bentangan alam lainnya yang bisa dinikmati adalah Puncak Sikunir. Salah satu objek wisata desa Sembungan yang menawarkan keindahan pemandangan matahari terbit (sunrise). Bahkan disebut sunrise di Puncak Sikunir ini yang terbaik di Asia.

Untuk bisa menikmati sunrise, wisatawan dapat mengunjungi Puncak Sikunir pada musim kemarau. Sebab di waktu itu cuacanya cenderung, yakni lebih cerah dan tidak berkabut. Menuju Puncak Sikunir, wisatawan disuguhi pemandangan alam lainnya yaitu Telaga Cebong. Diberi mama Cebong karena bentuknya menyerupai bayi katak.

Telaga tersebut dulunya bekas kawah purba seluas 18 hektare. Namun seiring waktu kawah tersebut mati atau menyempit dan tersisa sekitar 12 hektare. Desa Wisata Sembungan ini juga memiliki daya tarik wisata alam air terjun, yaitu air terjun Sikarim. Aliran air terjun Sikarim berasal dari Telaga Kecebong.

Baca Juga: Sakjose! Bugisan Klaten Masuk 50 Besar Desa Wisata Terbaik Nasional

Selain wisata alam, Desa Wisata Sembungan memiliki daya tarik budaya. Dalam kesempatan itu, Sandiaga disambut oleh tari angguk.

Tari Angguk adalah tari tradisional kerakyatan yang tumbuh secara turun-temurun dalam lingkungan masyarakat. Disebut angguk karena gerakan tariannya sering menggunakan anggukan kepala.

Kemudian, ada ruwatan rambut gimbal. Ini merupakan upacara pemotongan cukur rambut pada anak-anak berambut gimbal, untuk membersihkan dari hal-hal buruk.

Ritual ruwatan ini biasanya diadakan pada tanggal satu sesuai kalender Jawa suro. Menparekraf Sandiaga bersama dengan Wakil Bupati Wonosobo, Albar, berkesempatan untuk mengikuti prosesi ritual ruwatan hingga benar-benar terpotong rambutnya.

Baca Juga: Sakjose! Bugisan Klaten Masuk 50 Besar Desa Wisata Terbaik Nasional

Kelengkapan amenitas Desa Sembungan cukup baik, terdapat toilet, warung makan, camping, dan juga homestay. Untuk biaya sewa homestay per kamar antara Rp250.000 sampai Rp400.000.

Legalitas Desa Wisata Sembungan telah di dukung dengan SK Bupati Wonosobo tahun 2020, SK Pokdarwis 2008, SK Kemenkumham 2016 dan SK Pokdarwis 2019, dan SK Pengelola Desa Wisata pada tahun 2020. Dengan begitu, kelembagaan desanya sudah benar-benar diperkuat.

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul:Sandiaga Uno: Desa Wisata Tingkatkan 30 Persen Ekonomi Masyarakat 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya