SOLOPOS.COM - Warga mengisi galon menggunakan air yang keluar dari sumur bor di tengah sawah Desa Ceporan, Kecamatan Gantiwarno, Kamis (3/3/2022). (Solopos.com/ Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN–Di tengah area persawahan Desa Ceporan, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, ada bekas sumur bor yang hingga kini terus mengeluarkan air. Sumur bor yang berada di tengah sawah milik salah satu warga itu dibangun pada era pemerintahan Presiden Soeharto, tepatnya pada 1996.

Bekas sumur bor itu berupa pipa silinder yang di sela-selanya terus mengeluarkan air. Airnya bening dan tak jarang warga langsung meminum air yang keluar dari sumur bor tersebut. Ada pula yang datang untuk berendam memanfaatkan air limpahan sumur. Air dari sumur artesis itu diyakini berkhasiat untuk terapi kesehatan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu warga, Supardi, 61, menceritakan awalnya sumur bor itu dibangun pemerintah untuk membantu petani setempat yang mengalami kesulitan mendapatkan air untuk irigasi. Pembangunan itu lengkap dengan mesin-mesin berukuran besar serta bangunan yang melindunginya termasuk kantor.

Baca Juga: Sering Krisis, Warga Karangdowo Akhirnya bakal Terlayani Jaringan Air Bersih PDAM Klaten

Namun, perlengkapan itu tak bisa termanfaatkan dan menganggur. Lantaran berada di tengah area persawahan dan jauh dari pengawasan, satu per satu perlengkapan yang ada di sumur bor itu hilang.

“Mesinnya besar banget seperti selepan [mesin penggilingan]. Tetapi peralatannya tidak digunakan, menganggur. Akhirnya satu per satu hilang. Termasuk atap juga dicopoti,” kata Supardi, Kamis (3/3/2022).

Sumur artesis tak terurus. Namun, air terus mengalir dari sela-sela pipa menuju ke area persawahan. Oleh petani di sekitar lokasi tersebut, air dari bekas sumur bor itu dimanfaatkan dan dibawa pulang.

Baca Juga: Masuk Musim Hujan, Dropping Air Bersih di Klaten Kok Jalan Terus?

Warga kemudian berbondong-bondong memanfaatkan air dari sumur itu setelah ada penelitian kualitas air. Dari hasil penelitian, air dari sumur itu memiliki kadar pH tinggi. Selain mengambil air untuk konsumsi, ada yang berdatangan untuk memanfaatkan air untuk terapi kesehatan.

“Pernah ada orang Kalasan sakit asam lambung parah sampai muntah darah. Setelah terapi rutin dan mengonsumsi air dari tempat ini bisa sembuh,” kata Supardi.

Supardi menjelaskan air dari bekas sumur bor itu mulai dia kelola sejak Juli 2021 setelah mendapatkan izin dari pemilik sawah. Dia membuat sambungan peralon untuk memudahkan air dimasukkan ke galon. Pengisian air per galon senilai Rp2.000. Dalam sehari, minimal ada 100 galon yang diisi menggunakan air dari tempat tersebut.

Baca Juga: Pasokan Air Bersih Bebeng Macet, BPBD Klaten Siagakan 2 Truk Tangki

“Orang-orang justru senang. sebelumnya ambil air cukup sulit karena harus menuju ke sawah. sekarang sudah dipasang pipa ditarik [ke lokasi yang lebih mudah]. Yang ambil air tidak hanya warga di sekitar sini saja. Tetapi ada yang dari wilayah Serut [Gunungkidul] serta Sleman datang terutama saat kemarau,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya