SOLOPOS.COM - Kondisi terowongan di Cokro Kembang, Daleman, Tulung, Klaten, Kamis (16/1/2020). Terowongan di zaman Belanda itu akan dijadikan sebagai destinasi wisata baru di Cokro. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN - Sebuah terowongan peninggalan Belanda ditemukan di Cokro Kembang, Daleman, Tulung, Klaten. Disparbudpora Klaten pun memberikan masukan kepada warga setempat apabila ingin mengembangkan terowongan itu menjadi wisata.

Disparbudpora yang menjadi perwakilan Pemkab Klaten siap berkolaborasi dengan Pemdes dan warga guna menyulap terowongan bekas PG Tjokro Toeloeng menjadi objek wisata yang menarik dan aman bagi pengunjung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Leg II Semifinal Piala Liga Inggris, Misi Mustahil MU

“Hal utama yang harus dilakukan adalah menguji bangunan terlebih dahulu. Harus diketahui struktur geologinya, dan lain sebagainya. Tentunya, hal ini juga menunggu petunjuk dari Balai Pelestarian Cagar Budaya [BPCB] terlebih dahulu. Dalam pengembangan objek wisata, keselamatan dan keamanan menjadi hal terpenting,” kata Sekretaris Disparbudpora Klaten, Sri Nugroho, kepada Solopos.com, Selasa (28/1/2020).

Sesuai rencana, pembahasan kekuatan struktur bangunan terowongan akan dilangsungkan di Kantor Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Jumat (31/1/2020) mendatang. Rencanyana, dihadiri perwakilan masyarakat Cokro Kembang, Pemdes Daleman, jajaran Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika), Disparbudpora Klaten, dan BPCB Jateng.

“Pengembangan terowongan dilakukan secara bertahap. Ke depan bisa bareng-bareng antarPemdes, masyarakat, dan Pemkab. Dengan dikaji kekuatan bangunannya itu, tidak saling menyalahkan [jika terjadi apa-apa di waktu mendatang]. Yang dipikirkan adalah keselamatan masyarakat,” katanya.

Kepala Desa (Kades) Daleman, Mursito, mengatakan pengembangan potensi wisata di terowongan Cokro Kembang perlu dirembuk bersama. Dalam pengembangannya juga perlu mengutamakan pemberdayaan masyarakat.

“Di pertemuan Jumat besok akan dibahas semuanya, baik dari struktur bangunan, pengembangan konsep wisata, dan sosialisasi regulasi pengembangan aset desa. Intinya, pemdes mengapresiasi dan mendukung pengembangan aset desa itu asalkan sesuai regulasi. Pengembangan wisata itu juga harus memberdayakan masyarakat terdekat dan ada kontribusi ke desa agar tak ada kecemburuan sosial,” katanya.

Persis Solo Bakal Kedatangan 10 Pemain, 4 dari Liga 1

Salah satu warga Cokro Kembang, Danang Heri Subiantoro, mengatakan penghentian sementara penggalian terowongan hanya berlaku di dalam terowongan. Warga di Cokro Kembang tetap melanjutkan gotong royong guna menata lingkungan di luar terowongan.

“Ya, besok Jumat akan dirembuk bersama terkait pengembangan konsep wisata terowongan. Saat ini, pengunjung terus berdatangan ke Cokro Kembang. Saat ini gratis. Dari warga tetap berharap, terowongan ini dapat dikembangkan menjadi paket wisata sehingga dapat mendongkrak perekonomian warga ,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya