SOLOPOS.COM - Deretan mobil patroli ISIS (Dailymail)

Teror ISIS di Timur Tengah menimbulkan kekhawatiran di dalam negeri. Pemerintah diminta menindak kelompok radikal.

Solopos.com, BOGOR — Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) meminta pemerintah lebih tegas dalam menindak kelompok dan organisasi kemasyarakatan (ormas) yang melakukan aksi radikal dan tindak kekerasan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua PBNU, Said Aqil Siraj, mengatakan pihaknya sudah memberikan rekomendasi terkait kelompok dan ormas radikal sejak masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Akan tetapi, pemerintah tidak terlihat serius dalam menindaklanjuti rekomendasi tersebut.

“Kami harap pemerintah lebih tegas, karena bagi mereka [kelompok radikal] tidak ada urusan kalau nanti Indonesia pecah, berantakan, dan terjadi konflik. Bagi mereka yang penting Islam,” katanya di Istana Bogor, Kamis (25/2/2015).

Said Aqil Siraj menuturkan aksi kekerasan dalam bentuknapapun yang mengatasnamakan agama adalah tindakan yang salah. PBNU sendiri sejak awal telah menolak aksi kekerasan dan radikalisme yang dilakukan sejumlah kelompok dan ormas Islam.

Menurutnya, saat ini negara-negara Islam di dunia meminta Indonesia berada di garis terdepan dalam melawan Islamic State Iraq Syria (ISIS) dan gerakan radikal lainnya. “ISIS itu lebih efektif dan berhasil merusak Islam dibandingkan dengan gerakan yang dilakukan kelompok non muslim, karena aksi yang dilakukannya berhasil mencoreng nama Islam,” ujarnya.

Said Aqil Siraj juga menyebutkan PBNU sendiri berupaya mengembalikan peradaban Islam sebagai pondasi keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal tersebut juga ditujukan untuk menghilangkan stigma radikal dan kekerasan dari Islam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya