SOLOPOS.COM - Airbus A320 milik maskapai Batik Air (Airbus.com)

Teror bom Batik Air rute Ambon-Jakarta pagi ini dipastikan tak terbukti kebenarannya.

Solopos.com, ANTARA — Direktur Utama (Dirut) Batik Air Achmad Luthfie memastikan bahwa tidak ada bom dalam pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6171 rute Ambon-Jakarta. Hal itu dipastikan setelah Tim Gegana Brimobda Polda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) memeriksanya.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

“Hasilnya aman, tidak ada bom di dalam pesawat,” kata Luthfie kepada Antara melalui pesan singkat elektronik di Jakarta, Jumat (17/4/2015).

Luthfie mengatakan petugas sudah memeriksa seluruh bagian pesawat, mulai dari ruang pilot atau kokpit hingga bagasi. Pemeriksaan juga dilakukan pada para penumpang. “Pesawat, penumpang dan bagasi baru selesai diperiksa oleh polisi, semua aman,” katanya.

Dia memastikan sementara ini tidak ada penumpang yang dicurigai terlibat dalam teror bom lewat layanan pesan singkat itu. Pesawat Batik Air Airbus 320-PK LAG rute Ambon-Jakarta melakukan pendaratan darurat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar setelah ada laporan tentang pesan ancaman bom kepada staf Batik Air di Ambon.

Penumpang pesawat Batik Air dari Ambon tujuan Jakarta mengatakan ancaman bom menyebabkan pesawat yang mereka tumpangi mendarat di bandara Internasional Hasanudin, Makassar, Jumat pagi, dan penumpangnya diperiksa intensif.

Salah seorang penumpang, Pieter Saimima, saat dihubungi dari Ambon, Jumat, menyatakan dirinya menjalani karantina setelah mendarat di bandara Internasional Hasanuddin. “Sebenarnya posisi pesawat sudah lewat Makassar. Namun, tiba-tiba diumumkan bahwa pesawat mendarat darurat di bandara Internasional Makassar dengan alasan gangguan teknis,” ujarnya.

Menurut dia, setelah pesawat mendarat para penumpang langsung diarahkan ke ruangan karantina, selanjutnya dilakukan pemeriksaan secara intensif. “Kami diperiksa hingga kaus kaki dan dilarang keluar dari ruangan karantina,” ujarnya.

Pieter yang adalah Kadis Perhubungan Kota Ambon itu ke Jakarta untuk urusan dinas bersama Kadis PU setempat, Brury Nanulaitta. Ia mengaku telah diberikan makanan dan hingga pukul 10.40 WIT belum diizinkan keluar dari ruangan karantina.

Penumpang lainnya yang memanfaatkan jasa pesawat tersebut antara lain Sekretaris DPRD Maluku, Roy Manuhuttu, Staf Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemprov setempat, Umat Alhabsy. Keluarga penumpang Batik Air di Kota Ambon dan sekitarnya meresahkan ancaman bom tersebut sehingga bertanya ke berbagai pihak berkompoten.

“Kami khawatir sekiranya ancaman bom itu benar dan musibah besar melanda Maluku sekiranya bahan peledak itu meledak di dalam pesawat,” kata seorang keluarga penumpang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya