SOLOPOS.COM - Penampakan pintu masuk lorong rahasia bawah tanah di Laweyan, Solo, yang diduga pernah digunakan sebagai jalur distribusi opium atau candu semasa Kerajaan Pajang. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Lorong rahasia bawah tanah di Laweyan, Solo, yang diduga pernah digunakan sebagai jalur distribusi opium atau candu semasa Kerajaan Pajang dapat ditemui di dalam rumah kuno milik seorang warga bernama Harun.

Pintu masuk lorong itu berukuran sekitar 1×0,5 meter persegi berada di salah satu bangunan rumah tersebut. Lantaran sudah tidak difungsikan kembali, pintu masuk lorong itu ditutup oleh pemilik rumah dengan papan dari kayu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penjelasan tersebut disampaikan pecinta sejarah Solo, KRMT L Nuky Mahendranata Nagoro, saat berbincang dengan Solopos.com di Kopi Puspa Laweyan, Selasa (30/11/2021) malam. Dia sudah mengunjungi lorong tersebut.

Baca Juga: Lorong Bawah Tanah di Solo Ini Ternyata Bekas Jalur Distribusi Candu

“Lorong ini ada tangga masuk atau turunnya sekitar dua meter. Setelah menuruni anak tangga ini kita akan sampai di sebuah percabangan atau ruang yang agak besar, sekitar 2×2,5 meter persegi. Bagian atas cembung,” ujar dia.

Menurut Nuky atap atau dinding ruangan itu lumayan tinggi. Orang dewasa bisa berdiri dengan tegak, tanpa harus menunduk di ruang itu. Sedangkan di bagian depan, serta sisi kanan-kiri ruangan itu buntu atau tertutup dinding.

Tapi Nuky meyakini semula ada jalur atau terowongan di sisi kanan-kiri ruangan tersebut. “Jalur yang mengarah ke kiri menuju Kali Jenes, dan yang ke kanan mengarah ke perkampungan penduduk. Bisa dulu tersambung itu,” kata dia.

Baca Juga: Lorong Misterius di Bawah Kodim Banyuwangi, Semisterius Apa?

Nuky menilai semula tidak menutup kemungkinan lorong tersebut tersambung dengan lorong-lorong atau pintu lainnya. “Kalau kata teman saya ada beberapa yang tersambung ke rumah-rumah warga lain di sini,” terang dia.

Tapi Nuky tidak tahu persis kebenaran informasi tersebut. Keberadaan lorong rahasia bawah tanah itu menurut Nuky ada beberapa kemungkinan fungsinya. Selain untuk jalur distribusi opium, bisa juga untuk tempat sembunyi.

Sebab saat itu para saudagar batik di Laweyan dikenal kaya dan berpotensi menjadi incaran para perampok. Mereka juga dikenal mempunyai hubungan yang kurang baik dengan kaum ningrat di Keraton Kasunanan Surakarta.

Baca Juga: Lorong Bawah Tanah di Kodim, Jalur Telegraph Banyuwangi-Australia?

“Ada kisah Paku Buwono II ketika geger pecinan lari ke Laweyan, ingin meminjam kuda kepada warga untuk melarikan diri. Tapi tak dipinjami oleh warga sini. PB II melarikan diri karena Keraton diduduki RM Garendi,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya