SOLOPOS.COM - Petugas kebersihan nampak sedang membersihkan area check in Bandara YIA di kapanewon Temon, Kulonprogo, pada Minggu (28/11/2021).(Hafit Yudi Suprobo/Harian Jogja)

Solopos.com, JAKARTA – Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) menambah daftar bandara baru yang sepi penumpang setelah diresmikan oleh Joko Widodo (Jokowi) dan berimbas kepada keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sebelum YIA, ada Bandara JB Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah yang juga sepi penumpang sehingga Citilink, maskapai penerbangan yang satu-satunya melayani rute tersebut memutuskan menutup operasinya.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Jauh sebelum Bandara JB Soedirman, ada Bandara Kertajati yang laju pertumbuhan pergerakan penumpang dan penerbangannya terkendala akses transportasi darat. Saat ini, akses tol yang menghubungkan bandara berkode KTJ tersebut dengan Tol Cipali masih dalam tahap finalisasi pekerjaan, menunggu tuntasnya proses Uji Laik Fungsi dan juga Standar Layak Operasi.

YIA, yang terletak di Kulon Progo, Yogyakarta tersebut telah diresmikan pada 28 Agustus 2020 dikelola oleh PT Angkasa Pura I. Bandara yang dibangun dengan biaya senilai Rp12 triliun hingga kini belum dapat mencapai target jumlah penumpang yang diharapkan.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Perusahaan AMDK Tolak Mentah-Mentah Pasang Label BPA di Galon Isi Ulang

Dengan pergerakan penumpang yang menurun dan adanya tekanan keuangan, Direktur Utama Faik mengatakan masih dihadapkan dengan kewajiban membayar pinjaman sebelumnya yang digunakan untuk investasi pengembangan bandara.

Bandara tersebut dibiayai melalui skema penggunaan dana internal dan berbagai sumber lain seperti kredit sindikasi perbankan serta obligasi.

“Pandemi Covid-19 melanda pada saat Angkasa Pura I tengah dan telah melakukan pengembangan berbagai bandaranya yang berada dalam kondisi kekurangan kapasitas. Seperti Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo (YIA) yang menghabiskan biaya pembangunan hampir Rp12 triliun,” kata Faik, Minggu (5/12/2021) seperti dilansir Bisnis.

Senada Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo membeberkan kondisi finansial yang dialami oleh PT Angkasa Pura I (persero) atau AP I dengan utang mencapai Rp35 triliun dan rugi per bulan mencapai Rp200 miliar.

Tiko, sapaan akrabnya menjelaskan beban keuangan yang mesti ditanggung oleh operator bandara pelat merah tersebut memang cukup berat dengan banyaknya bandara-bandara baru.

“AP I ini memang kondisinya berat, dengan utang Rp35 triliun dan rate loss [kerugian rata-rata] per bulan Rp200 miliar. Kalau tidak direstrukturisasi, setelah pandemi utangnya bisa mencapai Rp38 triliun,” kata Tiko dalam rapat dengan Komisi VI DPR pekan ini.

Baca Juga: Perusahaan AMDK Tolak Mentah-Mentah Pasang Label BPA di Galon Isi Ulang

Dampak Pandemi

Tekanan finansial dan operasi tersebut semakin berat dikarenakan harus menanggung biaya operasional yang tinggi dari pembangunan sejumlah bandara baru. Sementara di tengah situasi pandemi, jumlah penumpang pesawat udara jauh menurun.

“Seperti bandara baru Yogyakarta itu di Kulon Progo, itu sampai Rp12 triliun. Dan begitu dibuka langsung kena pandemi,” paparnya.

Sebelumnya, pada saat peresmian, Presiden Jokowi mengatakan YIA merupakan bandar udara terbaik di Indonesia dengan pengerjaan dan desain interior yang bagus dan dikerjakan sangat cepat hanya selama 20 bulan.

Presiden Jokowi juga memaklumi kondisi bandara saat ini yang masih belum ramai karena dampak pandemi. Namun, dirinya yakin setelah vaksin tersedia, YIA akan menjadi bandara paling ramai.

Baca Juga: Hampir 100% Transaksi Nasabah Mandiri Via Online

Pembangunan YIA sempat mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai bandara dengan pengoperasian tercepat. Sebagai pengganti Bandara Adisutipto, YIA memiliki terminal penumpang seluas 219.000 meter persegi yang dapat melayani 20 juta penumpang per tahun yang nilai investasinya Rp10,08 triliun.

Sebagai informasi, Pandemi Covid-19 yang mulai terjadi di Indonesia sejak Maret 2020 berdampak terhadap penurunan drastis pergerakan penumpang di 15 bandara AP I. Sebagai gambaran, pada 2019, pergerakan penumpang di bandara Angkasa Pura I mencapai 81,5 juta penumpang.

Namun, ketika pandemi melanda pada awal 2020, pergerakan penumpang turun menjadi 32,7 juta penumpang dan pada 2021 ini diprediksi hanya mencapai 25 juta penumpang.

.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya