SOLOPOS.COM - Papan peringatan untuk selalu memakai masker yang dipasang Paguyuban pedagang kaki lima (PKL) Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri di kawasan mereka berdagang. Foto diambil Selasa (27/10/2020). (solopos.com/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI – Pemkab Wonogiri menutup Alun-Alun Giri Krida Wonogiri yang berakibat PKL setempat tidak bisa berjualan. Penutupan itu sebagai langkah untuk menekan laju persebaran Covid-19 dk Wonogiri.

Ketua Paguyuban PKL Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri, Suprijono, mengatakan respons para PKL usai keluar instruksi PKL dilarang berjualan di sekitar alun-alun beragam. Ada PKL yang kaget, menerima hingga mempertanyakan keputusan itu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Menurut dia, sejumlah PKL yang kaget disebabkan belum lama ini mereka mengambil pinjaman permodalan yang ditawarkan oleh salah satu bank BUMN di Wonogiri. Sebagian dari mereka ada yang sudah cair. Namun ada pula yang masih menunggu proses pencairan.

"PKL yang pinjaman permodalannya sudah cair sekitar lima hingga enam orang. Mereka ini yang kaget saat alun-alun ditutup," kata dia saat dihubungi, Kamis (17/6/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Vonis Pinangki Dikorting 6 Tahun, MAKI Tak Tinggal Diam

Meskipun kaget, menurut dia, secara umum para PKL bisa menerima kebijakan tersebut. Karena pedagang juga menyadari bahwa kasus Covid-19 di Wonogiri sedang memprihatinkan. Maka hal itu demi kebaikan bersama.

Suprijono tidak menampik sebagian PKL ada yang mengeluh tentang penutupan alun-alun. Selain itu ada pedagang yang meminta pemerintah untuk bisa memberikan kompensasi bagi PKL sebab sudah beberapa kali buka-tutup.

Meski menimbulkan beragam tanggapan, kata dia, para PKL bisa diberi pemahaman bahwa mereka masih bisa berjualan di lokasi lain. Mereka akan tetap berjualan di daerah lain yang diperbolehkan untuk berjualan.

Baca Juga: Ada Kasus Covid-19, Dua Kampung di Kerten Klaten Karantina Wilayah

Selama ini, jika alun-alun ditutup para pedagang biasnaya berjualan di Shelter Bus Wonogiri, area Plasa WGM hingga depan Pasar Wonogiri Kota. Hal itu juga dilakukan pedagang ketika mereka tidak mendapatkan jatah berjulan di alun-alun. Karena yang jualan di sana digilir 50 persen.

"Jadi mereka sudah punya tempat lain yang digunakan untuk berjualan. Namanya jualan ya harus kreatif. Kalau di lokasi ini tidak boleh, bisa berjualan di lokasi lain yang tidak dilarang. Ramai atau tidaknya pedagang sudah diatur yang di atas. Yang terpenting telaten," ungkap dia.

Baca Juga: 2 Pedagang Positif Covid-19, Pasar Kepoh Gantiwarno Klaten Ditutup 2 Hari

Supri memprediksi bahwa penutupan alun-alun bisa berlangsung lama. Karena dalam surat edaran yang ditujukan kepada para PKL tidak tertulis hingga kapan penutupan akan berlabgsung.

"Nanti lihat saja perkembangan kasusnya. Jika sudah membaik mungkin bisa dibuka lagi untuk membangkitkan ekonomi. Kami  berharap Covid-19 di Wonogiri bisa segera reda. PKL bisa berjualan lagi di alun-alun," kata Suprijono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya