SOLOPOS.COM - Rumah peninggalan Wong Kalang di Kota Gede Jogja. (Youtube)

Solopos.com, SOLO — Asal-usul Wong Kalang sampai saat ini masih menyisakan sejumlah misteri. Bahkan ada yang menyebut jika masyarakat dari Suku Kalang merupakan keturunan anjing dan babi. Benarkah demikian?

Dosen Sejarah di Universiras Gadjah Mada Jogja, Hari Priyatmoko, menyebut warga Suku Kalang adalah arsitek zaman dulu. “Sampai sekarang bahkan masih ada Serat Kawruh Kalang tentang arsitektur,” katanya dalam channel Youtube Mewalik yang ditilik Solopos.com, Rabu (10/11/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca juga: Suku Kalang Lebih Sakti dari Suku Dayak, Begini Kisahnya

Pegiat Komunitas Solo Societeit itu mengatakan bahwa ada mitos jahat yang berkembang tentang Suku Kalang. Mitos itu adalah Wong Kalang keturunan anjing dan punya ekor.

Ekspedisi Mudik 2024

“Itu mitos zaman orang Hindu. Orang Kalang itu orang yang hidup di hutan dan dipandang tidak punya etika, berdasarkan cara pandang orang keraton,” sambung dia.

Baca juga: Mitos Wong Kalang Manusia Berekor, Ini Kata Pakar Sejarah

Sudut pandang itulah yang kemudian memunculkan mitos yang menyebut orang Kalang keturunan keturunan anjing dan memiliki ekor. Heri menambahkan, warga Suku Kalang memiliki keahlian dalam hal perkayuan.

“Mereka ini tukang ngethok (memotong) kayu. Kemudian dirangkul oleh Sultan Agung untuk membantu membuat keraton itu,” jelasnya.

Heri menambahkan, Wong Kalang adalah kaum yang kaya raya. Peninggalan peradaban mereka masih bisa dilihat di kawasan Jl Tegal Gendu Kotagede, DIY. “Orang Kalang itu kaya. Rumahnya bagus-bagus. Bisa dilihat di wilayah Kepatihan masih ada,” sambung dia.

Baca juga: Jejak Wong Kalang Tersebar di Solo hingga Jogja

Jadi yang dimaksud orang Kalang sebenarnya adalah kelompok yang piawai menebang kayu. Oleh sebab itu sampai saat ini masih ada peninggalan tentang kawruh kalang, ilmu tentang bangunan.

“Dulu enggak ada insinyur. Tapi para undagi dengan kawruh kalang itu tadi,” tandasnya.

Sementara itu menurut Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Semarang, Tri Subekso, mitos Wong Kalang sebagai manusia berekor muncul karena adanya diskriminasi dari masyarakat.

“Saya rasa enggak seperti itu. Enggak benar jika Wong Kalang itu manusia berekor. Kalau berdasarkan bukti-bukti sejarah dan penemuan berbagai situs purbakala peninggalan Wong Kalang, enggak ada yang menyatakan jika mereka manusia yang memiliki ekor,” ujar Bekso kepada Solopos.com, Rabu (10/11/2021).

Baca juga: Ritual Kalang Kobong, Tradisi Kematian Wong Kalang

Bekso menuturkan, anggapan Wong Kalang sebagai manusia yang memiliki ekor sebenarnya muncul akibat adanya diskriminasi terhadap orang-orang dari suku tersebut. Hal itu dikarenakan kebiasaan dan cara hidup orang-orang Kalang yang berbeda dari orang kebanyakan.

“Zaman dahulu, Wong Kalang itu dikenal suka hidup menyendiri, tinggal di hutan, dan nomaden [berpindah tempat]. Makanya, sering dikucilkan. Dari situ, banyak yang merendahkan mereka. Akhirnya, muncullah mitos yang menyatakan jika Wong Kalang itu manusia yang memiliki ekor, keturunan kera maupun keturunan anjing,” jelas Bekso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya