SOLOPOS.COM - Ilustrasi keluarga berencana/KB. (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, KLATEN — Sebagian besar akseptor keluarga berencana (KB) di Klaten lebih memilih menggunakan implan dibandingkan menggunakan kondom atau metode kontrasepsi lainnya guna menunda kehamilan.

Di tengah pandemi Covid-19, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dissos P3AKB) Klaten telah menyiapkan beberapa strategi jitu guna menekan angka ibu hamil atau fenomena baby boom.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Dissos P3AKB Klaten, M., Nasir, mengatakan fenomena baby boom tak terhindarkan di tengah kebijakan stay at home selama pandemi Covid-19.

AKBP Edy Suranta Sitepu Jabat Kapolres Klaten

Guna mencegah hal itu, Dissos P3AKB Klaten telah menyiapkan beberapa strategi jitu. Di antaranya memberikan pelayanan program keluarga berencana (KB) ke 1.559 akseptor di akhir Juni mendatang.

“Para akseptor bisa mendaftarkan diri ke petugas penyuluh KB atau pun kader KB di masing-masing desa. Pelayanan serentak KB secara gratis ini dalam rangka memperingati hari ke-27 KB. Kegiatan ini kerja sama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Klaten, TNI, dan PKK. Pelayanan KB mencakup KB ulangan, KB ganti cara, dan KB baru,” kata M., Nasir, kepada Solopos.com, Rabu (17/6/2020).

Hal lain yang dilakukan Dissos P3AKB Klaten guna mencegah baby boom, lanjut M. Nasir, yakni mengoptimalkan inovasi distribusi alat dan obat kontrasepsi (Alokon) melalui inovasi distribusi Alokon pada masa pandemi dengan ojek online atau Diskon Mami Ojol.

Covid-19 Wonogiri Masuk Zona Kuning, Warga Sudah Boleh Gelar Hajatan?

Melalui inovasi tersebut, Dissos P3AKB Klaten rutin mengirim Alokon ke Fasilitas Kesehatan (Faskes) di Klaten sesuai kebutuhan.

“Di tengah pandemi Covid-19 ini, petugas distribusi Alokon [dari gudang ke Faskes di Klaten] dilakukan dengan memanfaatkan teknologi ojej online. Itu inovasi yang kami lakukan,” katanya.

Tak Memiliki Uang

Hal senada dijelaskan Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penduduk dan KB Dissos P3AKB Klaten, Retno Setyaningsih. Kebijakan stay at home di tengah pandem Covid-19 merupakan salah satu penyebab terjadinya kenaikan ibu hamil secara signifikan.

Selain akseptor takut keluar rumah atau takut terpapar virus corona, di masa pandemi Covid-19 juga dimungkinkan para akseptor tak memiliki uang karena imbas tingkat kesejahteraan sejumlah warga menurun.

“Di tengah pandemi Covid-19, angka ibu hamil di Klaten setiap bulannya di atas 1.000 orang. Bulan Maret 2020 mencapai 1.299 orang. Sedangkan, April 2020 mencapai 1.333 orang. Di tengah pandemi Covid-19 seperti ini, pelayanan KB otomatis menurun. Kekhawatiran terhadap lonjakan baby boom yang tak terkendali bisa saja terjadi. Sehingga perlu dilakukan langkah jitu guna mencegahnya,” katanya.

Ngeri-Ngeri Sedap! Sensasi Nyeberang ke Dusun Terpencil Girpasang Klaten Pakai Gondola

Retno mengatakan sebagian akseptor KB di Klaten menginginkan pelayanan KB jenis implan. Jenis kB model tersebut dinilai jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan menggunakan metode KB lainnya.

“Kalau angka ibu hamil tak dikendalikan semuanya akan repot. Potensi angka kematian bayi atau pun ibu bisa saja tinggi. Terkait jenis KB sendiri, di wilayah Klaten banyak yang suka menggunakan implan dibandingkan lainnya, seperti kondom, pil, IUD, dan suntik. Implan ini bisa mencapai tiga tahun. Gak perlu takut bocor seperti kondom atau pun tak perlu ribet minum pil atau pun suntik,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya