SOLOPOS.COM - Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo berdialog dengan aparat kepolisian di Mapolres Sukoharjo ihwal kasus tewasnya Sunardi di Mapolres Sukoharjo, Sabtu (12/3/2022). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Seorang warga Sukoharjo yang disebut-sebut sebagai terduga teroris dan meninggal saat ditangkap Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Sunardi, ternyata pernah menjalani operasi kaki.

Bahkan, Sunardi pernah menjalani dua kali operasi pada kaki. Lelaki yang berprofesi sebagai dokter itu pernah mengalami patah tulang pada tungkai sebelah kiri saat membantu korban gempa bumi di Bantul, DIY pada 2006.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Beberapa tahun kemudian, Sunardi mengalami patah tulang paha kiri karena terpeleset. Pernyataan ini diungkapkan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo, Arif Budi Satria, kepada Solopos.com, Rabu (16/3/2022).

Baca Juga : Kompolnas Ungkap Sunardi Diterjang Empat Peluru Densus 88

Dia mendapat informasi kondisi Sunardi semasa hidup dari anak kandung almarhum. Hal ini menanggapi kabar seputar kondisi fisik Sunardi semasa hidup yang beredar di media sosial (medsos).

“Kami ingin membantu meluruskan informasi terkait kondisi fisik Sunardi. Almarhum menjalani dua kali operasi di bagian kaki. Pertama patah tulang tungkai kiri saat gempa bumi di Bantul. Kemudian, almarhum kembali menjalani operasi kaki karena patah tulang paha kiri saat terpeleset beberapa tahun kemudian,” kata dia.

Selain itu, terdapat infeksi pada luka operasi tulang tungkai bagian kiri sehingga harus menjalani medikasi atau pengobatan setiap hari. Arif menyebut semasa hidup almarhum dapat berjalan jarak dekat tanpa tongkat. Misalnya, aktivitas di rumah dan sekitarnya. Hanya, katanya, almarhum tak bisa berlari maupun berjalan jarak jauh.

Baca Juga : Kompolnas Pastikan Penangkapan Sunardi oleh Densus 88 Sesuai Protap

Arif juga memastikan Sunardi tak pernah mengalami stroke. “Kabar yang menyatakan istri Sunardi juga berprofesi sebagai dokter itu salah. Informasi itu tak dapat dipertanggungjawabkan. Ini sesuai konfirmasi dari pihak keluarga Sunardi,” ujar dia.

Kompolnas Cek Lokasi

IDI merupakan organisasi profesi kedokteran di Indonesia yang mengedepankan aspek humanisme dan kemanusiaan. Karena itu, pengurus IDI Sukoharjo fokus pada aspek profesi dokter dan kemanusiaan. “Perlu kami sampaikan agar tak terjadi distorsi informasi di masyarakat sehubungan banyaknya pertanyaan yang ditujukan kepada kami.”

Baca Juga : Tembak Mati dr Sunardi, Densus 88 Bakal Penuhi Panggilan Komnas HAM

Sebelumnya, Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Benny Mamoto, menyatakan proses penangkapan Sunardi oleh tim Densus 88 Mabes Polri sudah sesuai prosedur tetap (protap). Kompolnas telah memeriksa enam saksi warga sipil dan enam anggota Densus 88 guna memperdalam kasus penangkapan yang berujung pada tewasnya Sunardi.

Tim Kompolnas juga mendatangi langsung lokasi penangkapan di wilayah Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari pada Senin (14/3/2022) malam hari. Mereka ingin mengetahui kondisi jalan dan arus lalu lintas di lokasi penangkapan untuk memahami situasi penangkapan saat kejadian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya